"Apabila air itu berlebihan dari yang dibutuhkan tanaman, air itu akan dikeluarkan, namanya gutasi," kata Plt Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pekalongan, Rintono, kepada detikcom, Selasa (17/12/2019).
Rintono menjelaskan secara runtut dari fungsi akar yang menyerap air yang kemudian disebarkan ke seluruh organ tubuh tanaman, hingga air berlimpah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, titikan air yang muncul seperti hujan lembut tersebut akan habis dengan sendirinya. Peristiwa itu pun bisa terjadi siang maupun malam hari.
"Biasanya kalau batas waktu air sudah seimbang, ya akan habis. Kejadiannya itu sebetulnya tidak siang dan malam, hanya saja malam lebih terasa karena tidak ada terik panas matahari," lanjutnya.
Rintono mengimbau kepada masyarakat luas agar tidak menghubung-hubungkan kejadian itu sebagai fenomena mistis. Sebab, fenomena itu memang merupakan kejadian yang normal terjadi.
"Fenomena biasa. Tidak ada kaitannya dengan mistik dan lain sebagainya. Itu lumrah yang terjadi secara alamiah," pungkasnya. (mbr/ams)