"Setiap kegiatan masyarakat kita beri pengamanan," tegas Wakapolresta Surakarta, AKBP Iwan Saktiadi, di Jalan Honggowongso, Solo, Jumat (6/12/2019).
Sampai saat ini, pihaknya belum menilai perlu diadakan penambahan pengamanan. Namun Iwan menegaskan pasukan gabungan siap mengamankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini masih tidak ada masalah. Tapi pasukan kita siap, dari mulai pasukan Polres, Brimob dan TNI siap," ujarnya.
Perketatan pengamanan akan dilakukan melihat situasi. Dia mengatakan akan memantau perkembangan dari intelijen.
"Penilaian keamanan kita berdasarkan dari perkiraan intelijen. Seperti apa perkembangannya akan dinamis. Kalau memang butuh pasukan lebih banyak ya kita siapkan," tutupnya.
Seperti diketahui, ceramah Gus Muwafiq dilaporkan ke polisi oleh Amir Hasanudin dari DPP Front Pembela Islam (FPI) dan Salman Al Farisi. Keduanya menilai ceramah Gus Muwafiq menghina Nabi Muhammad SAW.
Termasuk di Solo, sekelompok massa ormas Islam melakukan aksi demonstrasi terkait ceramah Gus Muwafiq siang tadi. Diduga massa tersebut melintasi kantor PCNU. Mereka lalu bentrok dengan massa yang disebut polisi dari kantor PCNU.
Sebelumnya, Gus Muwafiq telah mengklarifikasi soal tuduhan menghina Nabi Muhammad SAW. Gus Muwafiq menegaskan cinta kepada Rasulullah SAW.
Gus Muwafiq menyampaikan klarifikasi itu lewat video yang diterima detikcom, Senin (2/12/2019). Dalam video berdurasi 2 menit 29 detik itu, Gus Muwafiq tampak mengenakan peci hitam dan baju putih.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Ahmad Muwafiq dengan senang hati saya banyak diingatkan oleh kaum muslimin dan warga bangsa Indonesia yang begitu cinta sama Rasulullah, saya sangat mencintai Rasulullah, siapa kaum muslimin yang tidak ingin Rasululah?" kata Gus Muwafiq.
Muwafiq menjelaskan kalimat yang disorot dari ceramahnya itu disampaikannya saat di Purwodadi, Jawa Tengah. Muwafiq mengatakan dia sering mendapat pertanyaan dari generasi milenial.
"Akan tetapi, saya sampaikan kemarin kalimat itu di Purwodadi sesungguhnya adalah itulah tantangan kita hari ini. Bahwa milenial hari ini selalu berdiskusi dengan saya tentang 2 hal tersebut. Saya yakin dengan seyakin-yakinnya nur Muhammad itu memancarkan sinar. Akan tetapi generasi sekarang banyak bertanya apakah sinarnya seperti sinar lampu? Dan semakin dijawab semakin tidak ada juntrungnya," ujarnya.
Muwafiq lalu menjelaskan soal penggunaan kata 'rembes' dalam ceramahnya.
"Lantas kemudian terkait dengan kalimat 'rembes', 'rembes' itu dalam bahasa Jawa artinya 'punya umbel', tidak ada lain, bahasa saya 'rembes' itu umbelan itu, ini terkait juga dengan pertanyaan biasanya apakah anak yang ikut dengan kakeknya, ini kan bersih, karena kakek kan saking cintanya sama cucu sampai kadang cucunya apa-apa juga boleh. Hal itu saja yang sebenarnya," ucapnya.
Oleh karena itu, Gus Muwafiq menegaskan dia tidak menghina Rasulullah. Gus Muwafiq mengaku dari kecil diajarkan untuk menghargai Rasulullah.
"Nah sekarang alhamdulillah saya diingatkan, terima kasih, dan demi Allah tidak ada sedikut pun saya menghina Rasulullah. Saya dari kecil dididik untuk menghargai Rasulullah. Ini bukan masalah keyakinan, ini tantangan, kita sering ditantang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan milenial yang kadang kita sendiri sudah nggak tahu jawabannya, karena mereka sudah nggak percaya dengan jawaban-jawaban kita," ujarnya.
Meski begitu, Gus Muwafid meminta maaf jika pemilihan katanya dianggap kurang tepat. Gus Muwafiq menegaskan tidak ada maksud menghina.
"Untuk seluruh kaum muslimin di Indonesia, apabila kalimat ini dianggap terlalu lancang, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, tidak ada maksud menghina. Mungkin hanya inilah cara Allah menegur agar ada lebih adab terhadap Rasulullah, dengan kalimat-kalimat yang sebenarnya sederhana, tetapi beberapa orang menganggap ini kalimat yang cukup berat. Pada seluruh kaum muslimin saya mohon maaf, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," tuturnya. (bai/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini