Ketua PSHT Ranting Gemolong Tarso mengungkapkan F memang tergolong warga baru di PSHT. Namun, berdasarkan tradisi di PSHT, warga yang sudah disahkan memang diperbolehkan melatih.
"Baru disahkan tahun kemarin. Kalau warga PSHT setelah disahkan, dia bisa melatih. Tinggal spesialisasi masing-masing. Kalau yang spesialis pelemasan, ya memberikan latihan pelemasan. Kalau spesialis senam jurus, ya memberikan latihan jurus. Tidak bisa (satu orang) mencakup semuanya," kata Tarso saat dihubungi wartawan, Selasa (26/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat kejadian, lanjutnya, seluruh siswa sebenarnya diberi perintah dan perlakuan yang sama. Jajaran pelatih memberikan instruksi kepada seluruh siswa untuk memasang kuda-kuda sebelum mengatur tendangan.
"Itu semua siswa dapat (tendangan). Tapi baru dua yang ditendang. Yang pertama tidak apa-apa, yang kedua (korban) jatuh," ujarnya.
Tonton juga Massa Perguruan Silat Rusak Rumah Warga di Banyuwangi :
Jatuhnya korban, lanjut Tarso, dimungkinkan karena kesalahan pengaturan pengambilan napas. Sementara itu, pelatih semestinya memastikan kesiapan siswa sebelum ditendang.
"Waktu disuruh (pasang) kuda-kuda kan ambil napas, tahan, lepas napas. Mungkin, sewaktu ditendang, napas tidak ditahan. Kalau pelatih senior, sebelum ditendang, perut diraba dulu. Kan kemampuan fisik masing-masing orang berbeda. Tapi kami pastikan ini kecelakaan, sama sekali tidak ada unsur kesengajaan," terang Tarso.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini