Pihak sekolah menyebut seluruh korban telah dilarikan ke rumah sakit. Saat ini terdapat 17 siswa yang masih dirawat.
"Korbannya 22 siswa, tapi tadi ada perkembangan tinggal 17 yang masih dirawat di beberapa rumah sakit," kata Kepala SMKN 1 Miri, Sarno, kepada wartawan di lokasi kejadian, Rabu (20/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkannya, para korban dirawat di antaranya di RS YAKSI Gemolong, RS Assalam Gemolong, RSUD Sragen dan RS Karima Utama Kartosuro.
Menurut Sarno, hujan disertai angin kencang menjadi pemicu ambruknya aula yang dibangun pada tahun 2015 itu.
"Dibangun tahun 2015. Ini termasuk (bangunan) baru. Anginnya kencang sekali sehingga bangunan roboh," ujar Sarno.
Saat kejadian, lanjutnya, siswa kelas X dan XI jurusan Teknik Pengelasan sedang menggelar praktik di luar ruangan. Ketika hujan tiba-tiba turun sekitar pukul 15.00 WIB, spontan para siswa berteduh di aula.
"Gurunya sempat menghalau anak-anak untuk mencari lokasi yang lebih aman karena anginnya sangat kencang. Namun tak lama kemudian bangunan sudah roboh. Pak Manto, guru teknik pengelasan juga sempat terkena reruntuhan tapi bisa bangun dan menolong anak-anak," ujarnya.
Para siswa yang tertimpa reruntuhan langsung ditolong oleh guru dan siswa lain. Korban luka segera dilarikan ke rumah sakit.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini