Ganjar mengatakan tidak ada langkah mitigasi khusus untuk Klaten karena Jawa Tengah memang rawan bencana. Saat ini, menurutnya, BPPTKG rutin menyampaikan informasi kebencanaan di mana pun.
"Tidak ada yang khusus, karena bencana bisa terjadi di mana pun. Dengan desa tangguh bisa sangat membantu saat bencana. Pemerintah, BPBD, dan pokmas bisa bantu segera sosialisasikan, jadi risiko bisa dikurangi," kata Ganjar kepada detikcom, Selasa (19/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ganjar menegaskan masyarakat tidak perlu panik karena sudah ada mitigasi bencana. Ia mencontohkan di Merapi, warga sudah siap terhadap potensi bencana dan menjadi kearifan lokal di sana.
"Tidak usah panik. Di Merapi dan sekitarnya sudah dari dulu kehidupannya begini, jadi kearifan lokal yang melekat," tegasnya.
Kepala BPBD Jawa Tengah Sudaryanto menambahkan masyarakat di lokasi rawan bencana sudah diberi pelatihan selama lima hari. Koordinasi dengan BPPTKG terus dijalin untuk memberikan informasi cepat ke masyarakat.
"Masyarakat sudah dilatih melalui desa tangguh bencana selama lima hari dari sosialisasi, pembentukan tim, jalur evakuasi, titik kumpul, hingga dapur umum," kata Sudaryanto.
"Kedua, kita koordinasi dengan BPPTKG untuk memonitor kemungkinan gempa dan menginformasikan kepada masyarakat agar siap dan tidak ada korban jiwa," imbuhnya.
Penyusunan ulang peta sesar atau patahan aktif juga dilakukan di Klaten untuk mitigasi. Nantinya hasil pemetaan akan disosialisasikan kepada masyarakat.
"BPBD bersama Dinas PUPR melakukan pemetaan sesar dan patahan. Pemetaan sudah berjalan sekitar dua bulan dan ini masih berlangsung," kata Kepala BPBD Klaten Nur Tjahjono.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini