Saat rayahan gunungan di halaman Masjid Besar Kauman, seorang warga Temanggung kecopetan. HP android miliknya yang disimpan di dalam tas selempang kecil raib. Ia pun baru sadar ketika melihat kancing penutup tas yang ditaruh di depan sudah terbuka. Ia langsung memberitahukan orang tuanya yang ikut melihat prosesi rayahan gunungan.
"Pak mau lapor, saya kecopetan. Hp saya taruh di tas dan tas sudah di depan, tetap bisa dirogoh," ungkap Fitri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tadi juga sudah ada yang melaporkan petugas di yang ada di depan Pagelaran. Kami minta untuk waspada karena pasti ada yang kehilangan," kata seorang petugas sambil mengarahkan untuk lapor ke petugas yang ada berjaga-jaga di dekat mobil.
Sebelum gunung tiba, petugas dari Masjid Besar Kauman sudah memberikan imbauan berkali-kali agar warga berhati-hati terhadap barang bawaannya baik dompet, Hp dan tas. Petugas dari Satpol PP Kota dan Binmas Polresta juga telah mengumumkan imbauan serupa di dekat masjid dan sekitar Alun-alun Utara.
Saat prosesi Gerebeg Mulud Keraton Yogyakarta mengeluarkan tujuh gunungan dalam Acara ini sebagai pertanda berakhirnya prosesi sekaten yang dimulai sejak tanggal 3 November 2019. Gunungan tersebut berisikan berbagai hasil bumi dan sayur-sayuran.
Sebanyak 5 gunungan dibagikan di halaman Masjid Besar Kauman Yogyakarta. Kelima gunungan ini terdiri gunungan aler, estri, gepak, darat dan pawuhan. Satu gunungan lanang dibawa ke Kadipaten Puro Pakualaman. Satu gunungan lanang lainnya dibawa ke Kompleks Kantor Gubernur DIY di Kepatihan.
![]() |
Lima gunungan yang dibawa ke masjid besar dikawal prajurit Surokarso. Gunungan yang dibawa ke Paku Alaman dikawal prajurit Puro Pakualaman, Lombok Abang dan Plangkir. Sedangkan gunungan yang dibawa ke Kepatihan dikawal prajurit Bugis.
Gunung ini bermakna sebagai wujud rasa syukur, kemakmuran, kesejahteran, kemurahan hati dari raja Keraton Yogyakarta kepada warg masyarakat.entingan rakyat untuk mecapai kemakmuran serta kesejahteraan rakyat.
Sebelum gunungan diperebutkan, prajurit keraton melakukan defile dari dalam keraton menuju Pagelaran di Alun-alun utara. Ketujuh gunungan telah ditempat di Bangsal Ponconiti. Prosesi persiapan prajurit di Alun-alun Utara dipimpin manggala prajurit GBPH Yudaningrat.
Saat ketujuh gunung keluar dilakukan penghormatan dengan tembakan salvo sebanyak 3 kali. Lima gunungan yang pertama kali keluar dibawa menuju masjid besar Kauman untuk didoakan oleh penghulu masjid, sebelum dibagikan.
Dua gunungan yang dibawa ke Kepatihan di kawal dua gajah dan gunungan yang menuju ke Pakualaman juga dikawal prajurit Pakualaman dan dikawal oleh dua gajah milik Kebun Binatang Gembira Loka.
Saat gunungan sampai di masjid, ribuan warga berdiri berjejer tak sabar untuk merayah. Petugas berkali-kali mengingatkan agar tidak merayah lebih sebelum sebelum doa selesai. Usai penghulu masjid membaca doa, tanpa dikomando warga yang ada di depan gunungan langsung merayah hingga ludes.
Warga antusias mengambil berbagai isi gunungan. Yang paling banyak dicari adalah entho-entho yang ada di bagian atas gunungan. Entho-entho terbuat dari beras ketasn. Semua isi gunungan seperti sayuran, rengginang beras ketan juga dirayah. Potongan bambu, tali yang jadi pengikat juga jadi rayahan warga.
"Saya dapat tali dadhung ini untuk disimpan di kandang sapi, meski tak panjang karena dibagi," ungkap Saryono warga Wonosobo.
![]() |
Salah satu warga, Natijem (62) mengaku setiap tahun selalu mengikuti prosesi Sekaten dari awal hingga akhir. Sudah sedari semalam ia berada di Masjid Besr Kauman.
"Sudah sejak umur 30 rutin mengikuti acara Sekaten. Semalam datang pukul 20.00 WIB dan menginap di sini untuk ikut Gerebeg," ujarnya.
Malam sebelum Gerebeg terlebih dahulu dilakukan prosesi menyebar udhik-undhik yang terdiri dari beras, biji-bijian serta uang logam yang dilakukan oleh Sultan. Ini sebagai prosesi Kondur Gangsa atau kembalinya dua gamelan milik Keraton yaitu Kyai Gunturmadu dan Gamelan Nagawilaga yang telah ditabuh selama 7 hari di Bangsal Pagongan Masjid Besar Kauman.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini