Dua Gamelan Sekaten Keraton Yogyakarta Mulai Ditabuh

Dua Gamelan Sekaten Keraton Yogyakarta Mulai Ditabuh

Misericordias Domin - detikNews
Senin, 04 Nov 2019 18:33 WIB
Foto: Misericordias Domini/detikcom
Yogyakarta - Dua gamelan sekaten milik Keraton Yogyakarta mulai ditabuh selama 7 hari tanpa henti di Masjid Gede Kauman. Kedua gamelan tersebut bernama Gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Nagawilaga. Tradisi ini merupakan salah satu syiar Islam yang dilakukan sejak lama.

Gamelan Kyai Guntur Madu telah diletakkan di Bangsal Pagongan Kidul (selatan). Sedangkan Kyai Nagawilaga di Bangsal Pagongan Lor (utara). Kedua gamelang diusung dari Keraton Yogyakarta pada Minggu (3/11/2019) malam hingga Senin (4/11/2019) dinihari saat prosesi Miyos Gangsa. Saat prosesi ini, para abdi dalem mengusung gamelan dari bangsal Ponconiti, Sitihinggil Keraton, Alun-alun Utara menuju Masjid Gede Kauman.

"Gamelan ini ditabuh untuk memperingatihari kelahiran dari Nabi Muhammad SAW," ujar Abdi dalem Krido Mardowo bagian Wiyogo, Penewu Jiwanggono di Panggonan Lor, Masjid Gede Kauman, Senin (4/11/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulunya gamelan menjadi sarana yang digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan ajaran agama Islam," lanjut pria yang telah mengabdi kepada keraton selama 35 tahun itu.

Gamelan nantinya ditabuh setiap hari secara bergantian dimulai dari Gamelan Kyai Nogowilongo dimainkan selama 2 jam. Setelah itu bergantian dengan Gamelan Kyai Guntur Madu. Gamelan dibunyikan oleh 17 Abdi Dalem pada pagi, siang dan malam selama sepekan hingga Maulid Nabi Muhammad SAW.

Untuk gendhing yang dimainkan pada malam hari meliputi Gendhing Rambu, Rangkung dan Andong-andong. Kemudian pada pagi hingga siang, Pelog Barang dimainkan. Sementara setelah Asar ditabuh Pelog Nem. Selama gamelan dimainkan banyak warga turut menyaksikan dan menikmatinya.

Salah satu warga penikmat musik gamelan, Susi (58) mengatakan setiap tahunnya ia selalu datang untuk menikmati gamelan sekaten. Menurutnya alunan musik gamelan ini berbeda dari musik lainnya. Musik jenis ini dapat membuat dirinya tenang.

"Rosone ayem nek saged ngerungokne gamelan ngoten niki mbak (rasanya tenang kalau bisa mendengarkan gamelan seperti ini)," ungkap Susi di Pagongan Kidul, masjid Gedhe Kauman.
Gamelan SekatenGamelan Sekaten Foto: Misericordias Domini/detikcom

Pantauan Detikcom sejak tabuhan pertama pagi tadi sudah banyak warga untuk menikmati alunan gamelan. Mereka mendengarkan gamelan sambil duduk di sekitar bangsal pagongan. Selain itu di halaman masjid juga berjejer pedagang nasi gurih, endog merah atau telur berwarna merah dan daun sirih untuk menginang.

gamelan sekaten ini akan ditabuh selama 7 hari hingga acara Gerebeg Mulud yang ditandai keluarnya 7 gunungan hajad dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Lima gunungan diperebeutkan di Masjid Gede Kauman, satu gunungan dibawa ke Kadipaten Puro Pakualaman dan satu gunungan lagi di halaman Kepatihan, kanyor gubernur DIY.
Halaman 2 dari 2
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads