Ramai-ramai Warga Kawasan Rawan Bencana Merapi Arsipkan Surat Penting

Ramai-ramai Warga Kawasan Rawan Bencana Merapi Arsipkan Surat Penting

Achmad Syauqi - detikNews
Jumat, 08 Nov 2019 11:49 WIB
Warga di kawasan rawan bencana Merapi mengarsipkan dokumen penting. (Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten - Warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Merapi ramai-ramai mengarsipkan dokumen-dokumen pentingnya. Hal ini sebagai bentuk antisipasi hilangnya dokumen penting jika terjadi bencana di daerah mereka.

"Sudah lebih dari 100 keluarga yang mengarsipkan data surat pentingnya, tapi itu belum semua karena total ada 600 keluarga. Jumlahnya akan terus bertambah jika melihat antusiasme warga," jelas Kaur Perencanaan Pemerintah Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Jainu kepada detikcom, Jumat (8/11/2019).

Menurut Jainu, pengarsipan data surat penting dimulai empat hari lalu. Warga mendapat layanan ini secara gratis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena peminat semakin banyak, kegiatan diperpanjang satu hari hingga besok.


Pengarsipan itu disambut antusias warga karena banyak dokumen penting hilang saat erupsi Gunung Merapi 2010.

Sedangkan saat akan mengurus pembuatan dokumen baru, warga punya kendala karena tak memiliki bukti.

Kabid Kearsipan, Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Pemkab Klaten Rinto Padmono menambahkan semua data surat penting mulai ijazah, akta nikah, sertifikat tanah, BPKB kendaraan, dan akta lahir dikumpulkan lalu didata petugas.

"Surat penting di-scan, dicatat, dan diregister sebelum disimpan di komputer. Nantinya dipindah ke file," ungkapnya.


Pekan ini pengumpulan data dan pengarsipan fokus di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang. Kegiatan itu merupakan tahap kedua setelah tahap pertama pada April 2019.

Sayangnya, ujar Rinto, belum semua permohonan terlayani karena ada berbagai kendala, baik dari sisi peralatan maupun hal teknis.

Jumlah alat, seperti laptop dan scanner, yang hanya satu unit tidak memungkinkan untuk melayani semua masyarakat. Sehingga ditargetkan petugas melayani maksimal 20 keluarga setiap hari.

Untuk mengarsipkan data keluarga sebanyak itu, dibutuhkan waktu 7-8 jam per hari. Sedangkan petugas bekerja pada pukul 09.00-15.00 WIB.

Rinto menjelaskan, pihaknya sudah mengajukan anggaran tambahan program Titip Bandaku itu. Apabila disetujui, semua data warga di wilayah KRB di Kecamatan Kemalang akan diarsipkan.


Bahkan bukan hanya di Kecamatan Kemalang, nantinya semua data dan surat penting milik warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi, seperti Kecamatan Karangnongko dan Manisrenggo, juga akan diarsipkan.

Setelah wilayah lereng Gunung Merapi selesai, dalam waktu 3-4 tahun ke depan wilayah rawan bencana lain juga akan mendapat pelayanan tersebut. Seperti wilayah rawan gempa di sisi selatan dan rawan banjir di sisi tenggara Kabupaten Klaten.

Pendataan itu penting karena, saat bencana, risiko surat-surat penting hilang sangat besar. Belajar dari letusan Gunung Merapi 2010, di Desa Balerante banyak surat penting hilang.
Halaman 2 dari 2
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads