"Koloni mulai marak ditemukan karena bulan Agustus-Oktober merupakan masa koloni melepas ratu untuk membentuk koloni baru dalam rangka berkembang biak. Namun bisa jadi satu daerah dengan daerah lain berbeda karakter karena fenomena itu tergantung beberapa faktor lain yang mempengaruhi. Misalnya ketersediaan makanan di wilayah tersebut," jelasnya kepada detikcom, Selasa (29/10/2019).
Hari, yang pada 2018 turun ke Klaten bersama tim dari WHO, menyatakan saat ratu tawon membuat koloni baru, akan terbentuk sarang baru untuk menampung larva. Satu koloni bisa lebih dari satu ratu sehingga terus bertambah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti hewan lainnya, selama pangan tersedia, proses berkembang biak akan berjalan tanpa halangan. Jenis tawon Vespa relatif bisa menyesuaikan dengan berbagai jenis makanan. Bukan hanya makan hewan lain dan buah, tetapi juga bisa mencari makan ke berbagai tempat karena sampah sisa dan daging pun menjadi makanannya.
Dengan kecenderungan makanan seperti itu, tawon Vespa bisa beradaptasi dengan cepat. Diakui Hari, kemunculan tawon jenis Vespa affinis di Kabupaten Klaten unik dibanding di daerah lain. Selain karena jumlah kasusnya banyak, mencapai ratusan, tawon tersebut agresif dan menyebabkan kematian warga yang diserang.
"Yang membuat warga lebih khawatir adalah sarangnya banyak di bangunan permukiman. Penyebabnya, habitat aslinya hutan dataran rendah terus berkurang karena pembangunan. Kemampuan bertahan dengan berbagai jenis makanan memungkinkan tawon Vespa bisa memiliki habitat baru membuat sarang di bangunan-bangunan," tambahnya.
Menyerang Warga
Serangan tawon Vespa dialami Santoso, warga Dusun Kalideres, Desa Tugu, Kecamatan Cawas, pekan lalu. "Saya diserang dengan 19 sengatan di sekujur badan. Akibatnya, badan saya membiru dan sempat diperiksakan ke dokter sehingga sedikit demi sedikit mulai membaik. Kalau saya tidak kuat mungkin akan lain ceritanya karena sampai sekarang masih terasa di badan racunnya. Sebenarnya masih diminta terus memeriksakan diri," ungkapnya.
Serangan tawon itu berasal dari sarang yang ada di atap rumahnya. Karena tidak mengetahui jika berbahaya, kemungkinan sarang terusik saat didekati, sehingga tawon mengejar dan menyengat korban. Sarang saat ini telah diambil oleh tim Damkir dan tidak ada lagi di sekitar rumahnya.
Ketua tim penanganan tawon Vespa affinis Pemkab Klaten, dokter Rony Roekmito, menjelaskan tawon itu racunnya bisa mematikan jika tidak cepat ditangani dengan metode yang tepat.
![]() |
Namun, pada 2019 ini, belum ada laporan ada korban meninggal karena masyarakat sudah diberi sosialisasi terus-menerus sejak 2018. Racun tawon Vespa akan menyerang organ limpa dan ginjal.
"Apabila dua organ itu sudah kena racun, tidak akan berfungsi dengan baik menyaring racun dalam tubuh. Akibatnya, daya tahan tubuh lemah dan, jika racun yang masuk dalam jumlah banyak, bisa menyebabkan kematian korbannya. Jika disengat, segera periksakan diri ke puskesmas, RS, atau dokter terdekat untuk memastikan tidak berbahaya,'' jelasnya.
Ciri serangan yang masuk level berbahaya, jika kemampuan buang air kecil mulai terganggu, segera periksakan. Pemkab sejak 2018 akhir sudah memiliki penatalaksanaan serangan tawon Vespa affinis. Puskesmas dan RS sudah diberi sosialisasi penanganannya. Kuncinya, masyarakat diminta tidak mengganggu jika menemukan sarang, dan melapor kepada ahlinya untuk penanganan.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini