Klaten - Lebah jenis
Vespa affinis atau
tawon ndhas, yang telah menewaskan delapan warga di Klaten, Jateng, sejak 2017, kini mulai marak ditemukan koloninya. Bahkan koloni tawon dengan ciri khas garis kuning di punggungnya itu semakin banyak dilaporkan berbagai wilayah.
Menurut koordinator relawan penanganan tawon Damai Modal Mikir (Damkir) Kabupaten Klaten, Tara Kus Setiawan, saat ini hampir setiap hari timnya menerima laporan ada sarang tawon Vespa.
"Peningkatan laporan keberadaan dan serangan tawon terjadi sejak bulan September akhir. Bulan ini kami setiap hari menerima rata-rata 3-4 laporan dari warga di berbagai daerah di Kabupaten Klaten. Padahal sebelum September, laporan hanya 1-2 kasus setiap pekannya. Sebab, ada keterbatasan personel masyarakat tidak bisa kami layani langsung seluruhnya," katanya kepada
detikcom, Selasa (29/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kus Setiawan mengatakan total laporan warga tentang sarang tawon Vespa di Klaten yang dicatat timnya sudah sekitar 200 laporan. Laporan sebanyak itu tidak hanya di satu wilayah kecamatan, tetapi tersebar di wilayah kecamatan. Terutama di wilayah kecamatan dataran rendah di Kabupaten Klaten.
Tidak hanya bersarang, tawon itu sudah mulai menyerang warga di permukiman. Terakhir di Kecamatan Cawas ada seorang warga yang disengat lebih dari 9 sengatan di badan tetapi selamat setelah diperiksakan ke dokter.
Mayoritas dari semua laporan yang masuk, tawon
Vespa affinis atau yang oleh warga disebut
tawon ndhas itu berada di bangunan di tengah penduduk, baik di atap rumah berpenghuni, rumah kosong, maupun bangunan lainnya. Tapi ada pula yang di pohon dan semak, meski jumlahnya tidak sebanyak sarang di atap bangunan.
"Peningkatan laporan keberadaan koloni tawon
ndhas di Klaten itu bukan hal baru. Sejak dua tahun tawon jenis itu mulai ditemukan marak membangun koloni, bulan Agustus-November merupakan bulan paling banyak laporan temuan," tambahnya.
Data di Markas Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten menyebutkan jumlah laporan yang masuk sejak Januari-Oktober mencapai 225 kasus dengan jumlah warga yang menjadi korban 69 orang. Belum dilaporkan adanya korban jiwa di tahun ini.
Jumlah itu lebih besar dibandingkan catatan 2017 sebanyak 217 kasus dengan jumlah warga tewas 3 orang dan pada 2018 ada 170 kasus dengan 5 warga meninggal dunia.
Pengelola data di markas Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten, Edy Setyawan, mengatakan semenjak banyak muncul relawan penanganan tawon di beberapa daerah dampaknya bagi regu pemadam sangat positif karena bisa berfokus pada penanganan kebakaran di puncak musim kemarau.
Namun kalau ada laporan yang sarangnya berada di tempat rawan memakan korban, seperti di sekolah, rumah, dan fasilitas umum, pemadam akan langsung turun tangan ke lapangan. Daripada nantinya jatuh korban lagi di lapangan. Mulai maraknya laporan koloni sarang tawon itu diakui Kepala Seksi Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten Sumino.
"Sebulan terakhir laporan tawon memang semakin banyak dari dari berbagai daerah. Ada yang datang sendiri ke kantor tetapi ada yang melalui telepon. Warga khawatir karena tahun sebelumnya tawon jenis
Vespa memakan korban jiwa di beberapa wilayah. Namun warga diminta bersabar karena tidak semua langsung bisa ditangani pemadam," ungkapnya.
Untuk sementara, masyarakat diimbau tidak menangani sendiri jika berada di permukiman demi menghindari jatuh korban.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini