Massa mulai berkumpul di depan gerbang kantor Gubernur Jawa Tengah dan DPRD Jawa Tebgah sekitar pukul 15.00 WIB. Massa tergabung dalam Aliansi Semarang Raya dengan unsur dari mahasiswa, buruh, petani, dan lainnya.
Orasi dilakukan bergantian, salah satunya Tanto. Dalam orasinya Tanto mengungkapkan berbagai kekecewaan dimana ada aktivis yang dulu membela rakyat kini seolah tak peduli pada rakyat setelah menjabat.
"Sekarang ini tidak ada oposisi selain mahasiswa, buruh, tani dan rakyat miskin kota," kata Tanto di lokasi unjuk rasa, Senin (28/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menunjukkan tidak ada yang berpihak pada rakyat, tapi berpihak pada kepentingan masing-masing. Mereka tidak pro rakyat, ketika mereka justru bermesraan. Itu juga menunjukan itikad buruk pak Jokowi dalam menyelesaikan pelanggaran HAM. Mengahancurkan hati yang memperjuangkan reformasi," tegasnya.
Korlap aksi, Mulyono mengatakan aksi dengan tagar #ReformasiDikorupsi itu juga merupakan aksi menagih janji presiden mengeluarkan Perppu KPK. Selain itu ada 11 tuntutan yang senada dengan aksi sebelumnya.
"Salah satu tuntutan massa aksi #ReformasiDikorupsi yakni menuntut Presiden untuk mengeluarkan Perppu KPK, namun hingga kini Presiden tak kunjung mengeluarkannya bahkan seolah menutup mata dan telinga, ini membuktikan bahwa Presiden masih berpihak kepada oligarki daripada rakyat sendiri," kata Mul.
Dalam aksi tersebut, massa buruh juga berorasi menyerukan kesejahteraan buruh. Selain itu ada juga petani Kendeng yang menyerukan soal alam termasuk menolak pabrik semen.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini