Ketika lokalisasi atau resosialisasi Argorejo masih beroperasi, ada 177 usaha karaoke di sana. Karaoke tidak ikut tutup ketika kegiatan prostitusi di Sunan Kuning dihapuskan tanggal 18 Oktober 2019 lalu.
Siang ini, Satpol PP Kota Semarang dan paguyuban di Argorejo saling bantu menghilangkan gambar-gambar erotis termasuk iklan kondom di karaoke-karaoke di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ini melakukan pengecekan di masing-masing rumah. Nanti tidak ada (nama) kondom, jadi hanya nama. Kalau kamarnya memang butuh waktu, saya yakin setengah tahun kamarnya sudah tidak ada," kata Fajar, Rabu (23/10/2019).
Selain menghilangkan ciri prostitusi, Fajar juga menegaskan nama daerah tersebut saat ini adalah Kampung Argorejo, bukan lagi Sunan Kuning.
"Kami tidak akan sebut Sunan Kuning, kalau sebut karaoke Sunan Kuning dikira WPS (wanita pekerja seks) geser ke LC (Ladies Companion). WPS sudah pulang, untuk LC kita serahkan ke paguyuban, nanti di sini Kampung Argorejo," pungkasnya.
Tetap beroperasinya karaoke di Argorejo harus memenuhi ketentuan yaitu punya izin usaha, tidak boleh ada kegiatan prostitusi, dan peredaran minumannya pun dipantau harus ada izin.
"Ini dalam waktu dekat akan dibentuk pengurus paguyuban, semua pengelola karaoke akan beri laporan," jelasnya.
Sementara itu Ari selaku pendamping di Argorejo mengatakan untuk LC akan lewat penyaringan, harus ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi antara lain soal usia.
"Seleksi LC yang penting di usia, dilarang di bawah 18 tahun. Hari Senin, Selasa, Kamis kami tetap ada pembinaan," kata Ari.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini