Diberitakan sebelumnya, ada 11 pasangan suami istri yang bersaing berebut kursi dalam pemilihan petinggi (kepala desa) tersebut. Selain itu, ada juga seorang bapak berhadapan dengan anaknya dan kakak melawan adik kandung.
Di Desa Manyargading, Kecamatan Kalinyamatan, calon petinggi, Zainul, harus bersaing dengan Hongki Sabung Wicaksono, anaknya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Petahana yang kemarin tidak mencalonkan lagi. Nah, Pak Zaini ini dulunya sudah pernah menjabat petinggi, saat ini maju lagi," ujarnya kepada detikcom, Kamis (17/10/2019)
Kali ini, Zaini harus berhadapan dengan anak kandungnya.
"Hingga batas waktu akhir pendaftaran tidak ada calon lain, kecuali anaknya sendiri," lanjut Ahmad.
Kendati demikian, antusiasme pemilih relatif tinggi. Dari total 1.910 daftar pemilih tetap, ada 1.459 yang hadir di tempat pemungutan suara (TPS).
"Tetap antusias karena warga masih punya harapan desa akan lebih baik," paparnya.
Sementara di Desa Kendengsidialit, Kecamatan Welahan, Kahono Wibowo yang maju untuk periode ketiganya harus melawan Rifatin, adik kandungnya.
Adi Hermawan (25), warga Desa Kendengsidialit mengaku bahwa Kahono Wibowo dikenal sebagai petinggi yang visioner.
"Pandangannya luas dan program kerjanya berpihak pada rakyat. Selain itu, beliau dekat sekali dengan kalangan pemuda. Ini untuk periode ketiga beliau maju. Lawannya adik kandung sendiri," kata dia.
Ketua panitia penyelenggara pemilihan petinggi Desa Kendengsidialit, Haris Widayat, menyampaikan pemilih yang hadir ada 1.967 orang dari total 2.490 orang.
"Pemilihan berjalan aman dan tertib. Pukul 13.00 WIB tahapan pencoblosan ditutup. Dan saat ini dilakukan penghitungan," jelasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini