Dari 378 calon kepala desa ini, 80 persen adalah petahana. Sebanyak 11 pasutri yang maju itu diantaranya dari Desa Sidigede Kecamatan Welahan, Desa Banyuputih Kecamatan Kalinyamatan, Desa Sowan Lor dan Wanusobo Kecamatan Kedung, Desa Pecangaan Wetan Kecamatan Pecangaan, Desa Raguklampitan Kecamatan Batealit.
Selain itu, Desa Mayong Kidul dan Sumberrejo Kecamatan Mayong, Desa Ujungwatu dan Bandungharjo Kecamatan Donorejo, Desa Mambak Kecamatan Pakis Aji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk data memang tidak tercantum para calon itu suami-istri atau bukan. Tapi dari koordinasi dengan pihak kecamatan ada sekitar 11 pasutri yang ikut pemilihan petinggi," katanya kepada detikcom melalui ponselnya, Rabu (16/11/2019)
Ia menambahkan, pemilihan petinggi secara serentak akan diikuti 136 desa dengan total 387 calon.
"Ada 100 calon petahana dari total 387 calon. Pemilihan petinggi akan dilaksanakan besok di 136 desa. Untuk calon pasutri kami tidak bisa memastikan alasannya, yang pasti syarat pemilihan minimal ada dua calon di tiap desa," lanjutnya.
Ia berharap pelaksanaan pemilihan petinggi berlangsung aman dan lancar.
"Sejauh ini tidak ada kendala. Kami sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk kelancaran dan keamanan," ungkapnya.
Sementara Sekretaris Desa Sidigede, Amin Makruf mengaku kedua calon petinggi di desanya adalah pasutri.
"Iya, untuk suami petahana. Di periode lalu juga lawan istrinya sendiri," katanya.
Menurutnya, rata-rata calon petahan yang melawan istrinya sendiri biasanya tidak memiliki lawan di desanya.
"Iya, kemungkinan besar karena tidak ada lawan. Sekarang kan aturannya memang minimal dua calon di tiap desa," tandas dia.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini