Cerita Makam Sunan Kuning di Pusaran Lokalisasi Semarang

Cerita Makam Sunan Kuning di Pusaran Lokalisasi Semarang

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Rabu, 09 Okt 2019 18:14 WIB
Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
Semarang - Lokalisasi SK, Semarang, saat ini memang dikenal dengan kepanjangan Sunan Kuning. Padahal dahulu SK merupakan kependekan dari Sri Kuncoro, yang merupakan nama jalan di sana. Sedangkan Sunan Kuning merupakan salah satu ulama yang dimakamkan di sana.

Makam Sunan Kuning ada di Jalan Taman Sri Kuncoro RW 2 RT 3, Kali Banteng, Semarang Barat. Sunan Kuning sebenarnya bernama Soen An Ing, merupakan seorang muslim asal China yang turun kemudian menyebarkan Islam pada zaman VOC sekitar pertengahan abad ke-17.

"Karena lidah orang Jawa sulit menyebut Soen An Ing, maka disebutlah Sunan Kuning," kata salah satu juru kunci, Bambang, Rabu (9/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Soen An Ing juga dikenal sebagai Raden Mas Garendi. Dari cerita turun-temurun, Bambang menyebut, ia datang ke Jawa bersama pasukan kecilnya. Bahkan di Jawa ikut berperang saat terjadi Geger Kartosura. Dia diangkat juga sebagai pengawal Pangeran Samber Nyawa atau Raden Mas Said atau Pangeran Mangkunegara I.

Perlawanan menghadapi kompeni menyebabkan Soen An Ing akhirnya ditangkap VOC, yang kemudian terdapat dua versi kabar yang beredar, yaitu Soen An Ing dibawa ke Batavia dan kabar bahwa ia dihabisi di Semarang.

"Kemudian dari seorang sahabat ada kabar Soen An Ing dimakamkan di sini. Dulu di sini hutan," pungkasnya.

Oleh seorang keturunan Tionghoa, makam tersebut kemudian diperbaiki sejak 1937 hingga saat ini masih terjaga. Lokasinya berada di perbukitan dengan pemandangan Gunung Ungaran di pagi hari. Dari pusat lokalisasi, jaraknya sekitar 100 meter.

"Yang ziarah masih banyak. Bulan Suro kemarin ada kirab juga," tandas Bambang.

Makam Soen An Ing berada di pemakaman umum, namun ada tempat tersendiri bagi Soen An Ing dan dua orang lainnya di sana, yaitu Sunan Kali dan Sunan Ambarawa. Pengelola makam saat ini juga sedang menelusuri sejarah tokoh tersebut untuk mensinkronkan cerita turun-temurun dengan fakta sejarah yang ada.
Makam Sunan KuningMakam Sunan Kuning (Angling Adhitya Purbaya/detikcom)

"Kami masih mencari datanya, ini rencana akan dijadikan wisata religi," pungkasnya.

Ia menambahkan, terkait penamaan lokalisasi menjadi Sunan Kuning, itu merupakan salah kaprah. Dahulu lokasi sekitarnya memang dikenal dengan SK, tapi kepanjangan dari nama jalan, yakni Sri Kuncoro.



"Ya karena kebetulan singkatannya sama, jadi salah kaprah. Yang nyebut SK itu Sunan Kuning bukan dari warga, tapi orang luar," ujar Bambang.

Lokalisasi di Jalan Sri Kuncoro dan Argorejo diresmikan pada 19 Agustus 1966 oleh Pemkot Semarang. Tujuannya agar prostitusi tidak menyebar di seantero kota. Pada 2003, lokalisasi SK berganti nama menjadi Resosialisasi Argorejo dan memperbanyak pelatihan agar para pekerja bisa mentas dari sana dan membuka usaha.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads