5 Orang yang Luka Saat Jaga Demo Magelang Dapat Penghargaan

5 Orang yang Luka Saat Jaga Demo Magelang Dapat Penghargaan

Eko Susanto - detikNews
Kamis, 03 Okt 2019 17:19 WIB
Kapolda Jateng Irjen Rycko saat memberikan penghargaan di Mapolres Magelang Kota, Kamis (3/10/2019). (Eko Susanto/detikcom)
Magelang - Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel memberikan penghargaan kepada tiga personel Polres Magelang, seorang Babinsa Kodim 0705/Magelang, dan pegawai Dishub Kota Magelang. Mereka dinilai berdedikasi tinggi dalam melaksanakan tugas mengamankan aksi unjuk rasa di DPRD Kota Magelang, Kamis (26/9/2019).

Adapun ketiga polisi dari Satreskrim Polres Magelang adalah Brigadir Dwi Indriyanto, Brigadir Agustinus Irfan Haris Widyarga, dan Brigadir Agus Aryadi. Kemudian Babinsa Koramil 01/Magelang Selatan Kodim 0705/Magelang Serda M Solikhin dan tenaga harian lepas Dishub Kota Magelang, Edward Kaesprayogi.

"Hari ini merupakan apel yang kedua pemberian penghargaan yang saya berikan. Kemarin saya memberikan penghargaan juga kepada anggota Polresta Surakarta yang menjadi korban luka-luka saat sedang memberikan pelayanan keamanan kepada adik-adik yang sedang melaksanakan unjuk rasa," kata Rycko kepada wartawan setelah menyerahkan penghargaan di aula Mapolres Magelang Kota, Kamis (3/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Dari dua kejadian ini (Surakarta dan Magelang) memang saya memberikan penghargaan. Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada anggota karena dalam situasi dilempari anggota tidak melakukan pembalasan," lanjutnya.

Rycko menyebutkan personel yang menerima penghargaan ini berdedikasi dalam menangani kerusuhan. Menurutnya, aksi unjuk rasa pada pekan lalu itu sebenarnya sudah selesai. Kemudian setengah jam sampai satu jam kemudian ternyata ada yang melakukan kerusuhan.

"Ini tidak ada hubungannya dengan yang melakukan unjuk rasa. Jadi anggota Polri, TNI, dan anggota Dishub yang luka itu bukan sedang menangani unjuk rasa, memang menangani kerusuhan," ujar Rycko.

Akibat kerusuhan itu, Brigadir Dwi mengalami luka robek di bibir atas, luka memar di dahi, dan luka robek di kepala yang dijahit. Brigadir Agustinus mengalami luka ringan di tangan, memar kepala, dan memar pinggang sebelah kanan, Brigadir Agus mengalami luka berat pergeseran tulang lengan kanan. Sedangkan Serda M Solikhin mengalami luka sobek di kepala belakang dengan tiga jahitan. Adapun Edward Kaesprayogi mengalami luka berat, yakni robek kornea mata sebelah kanan.





Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel menambahkan, setelah kejadian demo rusuh di Magelang ini, 59 orang diamankan. Kemudian polisi menetapkan 20 orang sebagai tersangka, 12 di antaranya masih anak-anak.

"Delapan orang dewasa dilakukan penahanan, yang pelajar kami sesuaikan dengan UU Peradilan Anak. Tidak dilakukan penahanan, akan tetapi nanti proses hukum yang tersendiri," ujarnya.

Rycko pun mengimbau kepada para pelajar ke depannya untuk tidak ikut-ikutan aksi turun ke jalan. Karena para pelajar belum mengerti substansi dan apa yang diperjuangkan dalam unjuk rasa.

"Kepada para mahasiswa, saya yakin sebelum turun sudah berdiskusi panjang, sehingga mereka paham apa yang sedang diperjuangkan. Yang pelajar ini, mereka belum tahu apa-apa, sekolah belum selesai," katanya.



Secara terpisah, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito juga memberikan apresiasi kepada pegawai Dishub Edward Kaesprayogi. Sigit menjenguk Yogi di rumahnya di Jalan Gianti No 2, Cacaban, Magelang Selatan.

"Saya ingin melihat secara langsung. Saya sebenarnya sudah dilapori mulai dari kejadian, ditangani penuh tim kesehatan. Dari RSU perawatan kurang langsung dirujuk, saya setujui. Sekarang sudah ada penanganan," kata Sigit, yang juga diterima oleh orang tua Yogi, Peter Kus Satrio (62) dan Laksmi Devi (59).


Kapolda Beri Penghargaan 5 Orang Terluka saat Amankan Demo di MagelangWali Kota Magelang Sigit Widyonindito saat menjenguk Yogi di rumahnya, Kamis (3/10/2019). (Eko Susanto/detikcom)

Atas kejadian yang menimpa Yogi, Sigit menyayangkan sekali karena sedang melakukan tugas untuk membantu kelancaran dalam menyampaikan aspirasi tersebut.

"Saya nggak mengerti siapa yang melakukan sampai petugas kena seperti itu, kan sangat saya sayangkan," tuturnya.

Sigit berharap masyarakat Kota Magelang semakin cerdas. Baginya, boleh saja masyarakat menyampaikan aspirasi asalkan dengan baik dan santun.

Halaman 2 dari 3
(rih/rih)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads