Tamrin, petugas pelaksana teknis irigasi (ulu-ulu) wilayah Desa Klampok, kepada wartawan membenarkan hal tersebut. Rusaknya saluran irigasi ini, kata Tamrin, akibat diuruk tanah oleh pelaksana proyek pembangunan pabrik produsen sepatu yang berlokasi di Desa Bangsri. Irigasi tersier ini menampung air yang berasal dari pintu air Bangunan Sawah Wilayah (BSW) Nomor 17.
Menurut Tamrin, petani di wilayah Desa Klampok saat ini sudah bersiap mulai bercocok tanam. Sebab, diperkirakan musim hujan mulai tiba beberapa pekan mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tamrin mengungkapkan ada kurang-lebih 110 hektare sawah produktif yang terdampak penimbunan saluran irigasi itu. Kata dia, sawah di kawasan irigasi tersier itu merupakan penghasil padi dan bawang merah.
"Ada lahan seluas 110 hektare yang tidak terairi saat musim tanam. Jika musim hujan, sudah dipastikan sawah petani akan terendam banjir karena tak ada saluran yang menampungnya.
Banjir itu juga akan menyebabkan gagal panen seperti yang terjadi tahun lalu, saat saluran irigasi tersier sepanjang 450 meter ditimbun oleh pembangunan pabrik," imbuhnya.
Penutupan saluran irigasi ini dibenarkan oleh pihak Pemerintah Desa Klampok. Sekretaris Desa, Slamet Kusyanto, menegaskan irigasi tersier tersebut diuruk oleh pelaksana proyek yang membangun pabrik PT Sumber Masanda Jaya atau (SMJ) tanpa izin pihak desa. Penimbunan saluran irigasi tersier itu dilakukan diam-diam tanpa melibatkan desa maupun petani setempat.
"Tidak izin waktu mau menguruk saluran itu. Kami dari pihak desa tidak pernah dilibatkan. Saya harap saluran itu segera dikembalikan fungsinya mengingat sebentar lagi musim hujan," ungkap Slamet Kusyanto, Kamis (3/10/2019) pagi.
![]() |
Kabid Irigasi Dinas Pengairan Sumber Daya Air dan Tata Ruang Brebes, Anna Dwi Rahayuningtyas Rizky, mengaku belum menerima laporan. Namun dia menegaskan saluran tersier merupakan kewenangan pihak desa. "Kami belum terima laporannya. Coba nanti kami tanyakan," ucap Anna.
Sementara itu, Riski Dwi Darmawan, salah satu staf Legal PT SMJ, saat dimintai konfirmasi mengaku tidak tahu-menahu soal tersebut. "Maaf, itu urusan top manager dengan kontraktor," jawabnya singkat.
Halaman 2 dari 2