Presiden terpilih 2019-2024 Joko Widodo enggan berbicara mengenai usulan pengajuan waktu pelantikan. Dia menyerahkan hal tersebut kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
"Kita serahkan yang punya kerja, itu adalah MPR. Jadi kita serahkan ke sana, jangan tanyakan ke saya," kata Jokowi setelah menghadiri peringatan Hari Batik Nasional 2019 di Pura Mangkunegaran, Solo, Rabu (2/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku juga mendapatkan usulan-usulan agar pelantikannya dimajukan sehari, yakni 19 Oktober 2019. Namun Jokowi mengatakan hal tersebut akan diputuskan MPR.
"Saya kan dapat usulan banyak dari relawan, 'Pak, diajukan pada tanggal 19'. Tapi sekali lagi ini adalah wilayahnya MPR," ujar dia.
Selain itu, Jokowi enggan berbicara karena pimpinan MPR belum ditunjuk. Jokowi berjanji akan menyampaikan masalah itu setelah pimpinan MPR terbentuk.
"Pimpinan MPR kan belum ada, baru besok, sehingga kita belum bisa berbicara. Saya belum bisa berbicara dengan pimpinan MPR yang ada. Apa yang mau dibicarakan? Pimpinan MPR-nya belum ada. Setelah besok terbentuk ketua dan pimpinan MPR, baru kami menyampaikan mengenai pelantikan," tutupnya.
Usulan percepatan pelantikan itu sebelumnya muncul saat Projo diundang Jokowi bersama relawan lainnya, Jumat (27/9). Ketum Projo Budi Arie Setiadi mengatakan usulan pelantikan dimajukan sehari jadi Sabtu (19/10) untuk menghormati warga yang beribadah pada hari Minggu (20/10).
"Penjadwalan pemilu untuk memastikan rangkaian kegiatan berjalan lancar. Tanpa menabrak rambu-rambu aturan. Tanpa mengganggu acara kenegaraan. Yang lebih penting adalah tidak mengganggu jalannya pemerintahan dan merugikan masyarakat," kata Budi saat dimintai konfirmasi, Minggu (29/9/2019).
"Hari Sabtu untuk menghormati saudara-saudara kita yang beribadah di hari Minggu," imbuh Budi.
Halaman 2 dari 2











































