"Ada kerusakan-kerusakan yang terjadi di situ ditaksir kurang lebih sekitar Rp150 juta. Kerusakan yang ditaksir oleh Pemkot. Di situ ada taman, pot, lampu jalan, pagar, sampai juga pos kita juga jadi dirusak. Taksiran kerugian sebesar Rp150 juta," kata Kapolres Magelang Kota AKBP Idham Mahdi kepada wartawan di kantornya, Jumat (27/9/2019).
Kericuhan ini terjadi usai aksi #MagelangBergerak pada, Kamis (26/9). Diduga massa ini melakukan perusakan terhadap sejumlah fasilitas milik Pemkot Magelang. Sebanyak 20 lampu pagar pecah, pot bunga pecah, papan nama tulisan kantor Pemkot Magelang, dan jendela pos jaga rusak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang demo kan mahasiswa, mahasiswa itu kan kaum intelektual, harusnya tidak terjadi hal seperti itu. Namun, saya menduga yang rusuh kemarin bukan dari mahasiswa, mungkin ada kelompok lain yang menunggangi," ujar Sigit dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom.
Sigit mengaku, sebelumnya sudah ada sinyal aksi demonstrasi akan berjalan tidak semestinya. Namun, ia masih memiliki prasangka baik aksi akan berjalan tertib dan damai dari awal sampai akhir.
"Eh benar kejadian. Saya dilapori, ada juga anak-anak pelajar SMK, bahkan SMP yang ikut. Anak-anak SMP ini kok bisa ikut-ikutan, arahnya demo untuk apa barangkali tak tau. Gimana masa depan mereka kelak kalau yang dewasa sudah mengajak aksi-aksi seperti ini," ujarnya.
"Saya juga akan briefing dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengambil langkah-langkah terkait keterlibatan pelajar dalam demonstrasi ini," tuturnya.
Diwawancara terpisah, Koordinator Umum Aliansi #MagelangBergerak, Siam Khoirul menyampaikan bantahan jika aksi damai yang dilakukan tersebut ditunggangi. Aksi yang dilakukan menginginkan adanya ruang demokrasi dibuka secara lebar-lebar dan diperluas.
"Kita juga menolak bahwa aksi kita ditunggangi. Aksi kita benar-benar aksi yang murni, aksi mahasiswa untuk rakyat, aksi yang memang menginginkan terciptanya ruang demokrasi itu diperluas, diperlebar bukan dipersempit. Untuk berjalannya aksi kemarin jika memang terdapat begitu banyak tindakan-tindakan di luar praduga kita setelah massa aksi bubar, saya memohon maaf sebesar-besarnya kepada warga Kota Magelang, kepada bapak/ibu kepolisian, bapak/ibu yang bertanggungjawab terhadap jalannya aksi juga," tegasnya saat di Mapolres Magelang.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini