"Pasien saat ini kondisinya sudah mulai membaik. Di Puskesmas Selo ada 11 orang, yang 2 pasien rencana pulang (sore ini). Kemudian di RS Muntilan ada 9 orang, yang sudah pulang satu, jadi tinggal 8 orang saja di sana," kata Kepala Puskesmas Selo, Yustina Nugraheti kepada wartawan, Senin (23/9/2019).
Diketahui, Minggu (22/9) kemarin tercatat jumlah pasien yang menjalani rawat inap di Puskesmas Selo, Boyolali ada 10 pasien dan di RS Muntilan, Kabupaten Magelang ada 7 orang. Namun korban keracunan yang dirujuk untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut bertambah. Di Puskesmas Selo menjadi 11 pasien dan di RS Muntilan jadi 9 pasien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Posko Kesehatan (di Desa Tlogolele) hari ini masih dibuka, tadi pagi ada 4 warga yang memeriksakan kesehatan, tapi mereka kunjungan ulang. Sebelumnya sudah periksa," jelas Yustina.
Terkait dugaan keracunan massal tersebut, pihaknya telah mengambil sampel baik makanan, minuman maupun muntahan dari pasien. Sampel tersebut dikirim ke laboratorium untuk diteliti.
"Penyebab dugaan keracunan belum diketahui, masih menunggu pemeriksaan sampel," jelasnya.
Sementara itu Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Boyolali, Sherly Jeanne Kilapong, mengatakan semua pasien sudah tertangani dengan baik. Namun pihaknya terus memantau kondisi warga yang dirawat di Puskesmas Selo dan RS Muntilan serta yang rawat jalan.
Untuk makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal, sampelnya hari ini dikirim ke Laboratorium Kesehatan di Semarang. Yakni tahu bakso, ayam rica dan roti.
Seperti diberitakan, ratusan warga Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali memeriksakan kondisi kesehatannya ke Polindes setempat. Mereka merasakan mual, muntah-muntah, diare, diduga mengalami keracunan makanan.
Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra, mengatakan para warga tersebut diduga mengalami keracunan makanan yang disajikan dalam pengajian pada Kamis (19/9/2019) siang. Saat itu hadirin diberi makanan kecil berupa kue, kacang atom, tahu bakso dan minuman teh. Selain itu juga ada sajian nasi dengan mi dan lauk ayam.
Warga mulai merasakan gejala mual, muntah dan diare pada Jumat (20/9) dan ditangani oleh bidan desa setempat. Kemudian pada Sabtu (21/9) hingga Minggu (22/9) semakin banyak warga yang memeriksakan kondisi kesehatannya dengan gejala yang sama.
Simak juga video "Keracunan Massal di Sukabumi, 2 Orang Tewas":
(rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini