Saat ditemui wartawan usai menjalani ritual di rumahnya di Desa Bendar RT 3 RW 1, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Mbah Pani mengaku tapa pendhem tersebut tak lain hanya untuk keselamatan dirinya, kekuatan dirinya dan untuk kekuatan anggota keluarganya.
"Sampai tujuan saya, untuk keselamatan saya, kekuatan saya, kekuatan sekeluarga saya, dan lingkungan sekitar," kata Mbah Pani dalam bahasa Jawa, Jumat (20/9/2019) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya lebih lanjut, Mbah Pani mengaku masih dalam kondisi fisik yang lemah. Badannya lemas, kepalanya pusing sehingga belum dapat berdialog dengan warga termasuk awak media.
"Apabila nanti ada keterangan-keterangan lagi, saya belum bisa memberikan komentar karena kekuatan saya saat ini baru sebatas ini. Nanti akan saya jawab setelah kondisi saya pulih, kepala saya masih sakit. Apabila saya sudah fit, sudah kuat, saya siap melaksanakan pembicaraan dengan teman-teman semua," paparnya.
Mbah Pani telah menjalani aktivitas ritual tapa pendhem sejak usianya masih muda. Total sudah sebanyak 10 kali, dan disebut-sebut tapa pendhem ke-10 ini adalah ritual penutup.
"Mbah Pani saat ini perlu istirahat sebentar. Nanti rencananya baru dibuka silaturahmi dengan warga setelah manakiban," jelas Joko Wiyono, adik ipar Mbah Pani.
Tonton juga video Mengintip Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi yang Viral di Medsos:
ss (rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini