Gelar Aksi di UGM, Aktivis Lingkungan Serukan Keprihatinan pada Orang Utan

Gelar Aksi di UGM, Aktivis Lingkungan Serukan Keprihatinan pada Orang Utan

Usman Hadi - detikNews
Jumat, 20 Sep 2019 10:58 WIB
Aksi peduli orang utan Tapanuli (Usman Hadi/detikcom)
Yogyakarta - Sekelompok relawan Center for Orangutan Protection (COP) menggelar aksi di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogya. Mereka menyerukan penyelamatan orang utan Tapanuli, yang terancam habibatnya.

Mengenakan topeng dan kostum orang utan serta membawa poster, mereka melakukan aksi berdiam diri. Aksi mereka dilatarbelakangi oleh terancamnya habitat orang utan Tapanuli.

Orang utan Tapanuli atau Pongo Tapanuliensis ditetapkan menjadi spesies sejak 2017. Namun keberadaannya disebut terancam punah gegara pembangunan pembangkit listrik tenaga air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang (orang utan Tapanuli) sedang terancam oleh PLTA yang ada di Batang Toru, Sumatera Utara," kata ahli biologi dari COP, Indira Nurul Qomariah, di sela aksi, Jumat (20/9/2019).

Indira mengatakan, meski baru ditetapkan menjadi spesies, status orang utan Tapanuli sudah critically endangered atau terancam punah. Sebab, populasinya tinggal kurang dari 800 ekor.

"Orang utan Tapanuli ini terancam (punah) karena jumlahnya saat ini tidak sampai 800 ekor. Jadi diperkirakan jumlahnya hanya 577-760 ekor lagi," ungkapnya.

"Dan pembukaan PLTA Batang Toru ini akan membuat habitat orang utan Tapanuli menjadi makin terfragmentasi. Jadi terisolasi antara blok barat dan blok timur," sambungnya.

Menurutnya, akibat habitat orang utan Tapanuli terpisah, mereka terancam tak bisa berkembang biak secara maksimal. Sebab, kedua habitat tak bisa bertemu.

"Jadi karena pupulasinya makin kecil, juga habitatnya makin sempit, itu membuat orang utan Tapanuli ini juga makin terancam punah," tutur Indira.
Aktivis Lingkungan: Orangutan Tapanuli Terancam PLTA Batang ToruAksi peduli orang utan Tapanuli. (Usman Hadi/detikcom)


Untuk itu, Indira dan relawan COP meminta pemerintah menghentikan pembangunan PLTA Batang Toru yang sedang berlangsung di Tapanuli, Sumatera Utara (Sumut).

"Tuntutannya adalah kami berharap pembangunan PLTA ini tidak jadi (dibangun) di habitat orang utan Tapanuli di Batang Toru," kata dia.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Institute Sahata, jenis orang utan di Tapanuli ini awalnya berasal dari daerah Martabe, yang bergerak ke wilayah hutan. Mengapa bisa begitu? Tulisan peneliti Insitute Sahata itu bisa dibaca melalui tautan di bawah ini:

Baca Juga: Tambang Martabe dan Isu Orangutan Tapanuli

Halaman 2 dari 3
(ush/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads