Bupati Rembang Abdul Hafidz mengaku bersyukur dapat bercengkerama secara langsung dengan penduduk asli Papua yang sedang ada di Rembang. Ia pun mendapat pengakuan dari warga Papua yang sedang di Rembang soal kekecewaan mereka atas kerusuhan yang sedang terjadi.
"Saya bersyukur bisa bercengkerama langsung dengan penduduk asli Papua. Mereka sangat kecewa dengan gerakan-gerakan yang seolah-olah Papua tidak setia pada Indonesia. Maka hari ini mereka berikrar sangat cinta Indonesia," kata Hafidz kepada wartawan di halaman kantor Bupati Rembang, Selasa (3/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain Hafidz, tampak hadir Wakil Bupati Rembang, Kapolres Rembang, Kajari Rembang, dan wakil dari Pengadilan Negeri Rembang. Mereka bersama warga Papua yang hadir secara kompak menirukan gerakan tarian yang dilakukan berpasang-pasang.
Dinda Herbora, pelajar kelas XII SMK Kehutanan Manokwari, Papua, yang sedang melaksanakan PKL di Rembang, mengaku senang dapat berbaur dengan masyarakat di Rembang. Ia pun mengaku mendapat sambutan hangat dari warga Rembang.
![]() |
"Respons dari masyarakat Rembang sangat baik. Kami diterima dengan sangat baik, kami bersosialisasi dengan baik. Dan kami banyak pengalaman di sini, meski baru seminggu kami di sini," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolres Rembang AKBP Pungky Bhuana Santosa menyebut terdapat 13 warga Papua yang saat ini sedang nyantri di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, dan Pondok Raudlatul Thalibin Leteh, Rembang.
Ditambah 31 pelajar kelas XII SMK Kehutanan Manokwari, Papua, yang sedang melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di ADM Perhutani Rembang, selama kurun waktu 1,5 bulan. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini