Momen tersebut terjadi saat Abdul mendarat di Penajam Paser Utara usai menghadiri rakornas asosiasi pemerintah daerah kepulauan dan pesisir seluruh Indonesia (Aspeksindo) di Bali beberapa waktu lalu.
"Kami kemarin disambut. Begitu saya pulang dari Bali, setelah rakornas Aspeksindo itu kami dikasih tepung tawar," ujar Abdul kepada wartawan di Hotel Tara Yogyakarta, Kamis (29/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi masyarakat Penajam Paser Utara, tepung tawar ialah simbol syukur kepada Tuhan. Simbol itu menunjukkan bahwa masyarakat di Kabupaten Penajam Paser Utara menyambut baik keputusan pemerintah.
"Tepung tawar itu dari adat kami, adat Paser, itu rasa syukur yang begitu tingginya kepada tuhan," ungkap Abdul.
Abdul menyebut keputusan pemerintah pusat yang memilih Penajam Paser Utara sebagai ibu kota negara yang baru adalah sebuah berkah dan merupakan takdir tuhan.
"Kita ditakdirkan untuk ditetapkan menjadi ibu kota pemerintahan Republik Indonesia. Dan ini kami menyambut dengan syukur, antusias, warga kami juga demikian," katanya.
Sementara warga Penajam Paser Utara, tutur Abdul, bakal dengan tangan terbuka menerima siapa saja untuk datang ke kabupaten tersebut. Pihaknya berjanji tidak akan mempersulit mobilitas penduduk.
"Saya tidak pernah pesimis ya tentang kedatangan orang-orang dari luar kabupaten kami. Saya juga merasa bahwa seluruh orang yang datang dengan KTP Republik Indonesia itu adalah saudara saya," pungkas dia.
Imbas Jadi Ibu Kota, Apartemen di Kaltim Nyaris Sold Out!:
(skm/sip)











































