Abdul tak mengelak kabupaten yang dipimpinnya masih berstatus endemis malaria. Terkait hal ini pihaknya telah melakukan beberapa hal, salah satunya dengan berencana membangun rumah sakit baru di sana.
"Sebenarnya kalau suku asli yang ada di Kalimantan Timur itu juga mempunyai obat herbal, yang kita tahu kemarin tumor juga, kanker itu bisa diobati dengan obat herbal, yaitu akar bajakah," papar Abdul Gafur kepada wartawan di Hotel Tara Yogyakarta, Kamis (29/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mengandalkan pengobatan tradisional, Abdul juga berupaya mengusahakan layanan pengobatan modern. "Kami juga berupaya untuk meningkatkannya (pelayanan kesehatan) dengan membuat dua rumah sakit yang tipe C di Kecamatan Babulu dan Kecamatan Sepaku," lanjutnya.
Abdul menjelaskan, saat ini wilayah Penajam Paser Utara baru memiliki rumah sakit (RS) tipe C. Ia berharap setelah adanya dua RS tipe C di Babulu dan Sepaku, RS di Kecamatan Penajam bisa naik kelas menjadi tipe B.
"Sebenarnya kami sekarang masih mengajukan (pembangunan dua rumah sakit baru). Kalau rumah sakit kami (yang sudah ada) tipe C, tapi kami mendapat predikat paripurna bintang lima untuk saat ini," ungkapnya.
Namun Abdul yakin layanan kesehatan di Kabupaten Penajam Paser Utara akan membaik seiring dengan rencana dipindahkannya ibu kota negara yang baru ke kabupaten tersebut.
"Saya yakin dengan pemindahan ibu kota pemerintahan Republik Indonesia, insyaallah rumah sakit di sana itu akan lebih maju juga kesehatannya. Karena pemerintah pusatnya sudah pindah di Kalimantan Timur," tuturnya.
Tonton video Ilmuwan Manfaatkan Laba-laba Perangi Keganasan Nyamuk Malaria:
(ush/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini