Terlihat sejumlah pedagang sibuk mengeluarkan barang dagangan mereka dari kios di Jalan Barito itu sejak pagi. Kios yang sudah kosong langsung diratakan dengan tanah.
"Di Rejosari 59 kios, Bugangan 36 kios, total 95 kios. Bongkar tembok dulu. Kalau tidak dipaksa, mereka mundur-mundur terus," kata Kasatpol PP Semarang Fajar Purwoto di lokasi, Selasa (27/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fajar menjelaskan, untuk para pedagang sudah disiapkan kios berukuran 4x5 meter di dekat Masjid Agung Jawa Tengah. Namun, menurutnya, para pedagang tersebut terus menunda-nunda, sehingga harus dilakukan tindakan dan dipaksa.
"Mereka tarik ulur. Ini target akhir Agustus sudah bersih," tegasnya.
Sebanyak 95 kios di Banjir Kanal Timur Semarang dibongkar. (Angling Adhitya Purbaya/detikcom) |
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Pravarta Sadman mengatakan relokasi pedagang diperlukan untuk normalisasi dan pembangunan Banjir Kanal Timur. Proyek berjalan sejak 2017, namun ada kendala soal relokasi.
"Kita membantu program pembangunan di Kota Semarang, apa tidak bangga Banjir Kanal Barat seperti itu, nanti Banjir Kanal Timur akan begitu juga, ini sejak 2017 tertunda terus, kita sudah siapkan lahan," jelas Pravarta.
Salah satu pedagang di Rejosari, Dina Teresiana, mengatakan pihaknya belum pindah karena kios di Masjid Agung Jawa Tengah belum terjamin keamanannya.
"Kita dukung program pemerintah, tapi di MAJT itu kiosnya belum ada pintunya, keamanan belum terjamin. Kita juga kaget. Ini dengarnya dibongkar sebagian, ternyata semua, ini bingung barang mau dibawa ke mana," kata pemilik bengkel itu.
Meski banyak kios yang dibongkar, prosesnya ternyata berjalan lancar tanpa perlawanan terhadap petugas. Meski demikian, barang-barang pedagang masih tergeletak di pinggir jalan. (alg/mbr)












































Sebanyak 95 kios di Banjir Kanal Timur Semarang dibongkar. (Angling Adhitya Purbaya/detikcom)