Profesor Tua Dinilai Kurang Bermanfaat, Muhammadiyah Siap Menampung

Profesor Tua Dinilai Kurang Bermanfaat, Muhammadiyah Siap Menampung

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Kamis, 08 Agu 2019 14:04 WIB
Haedar Nashir (Bayu Ardi/detikcom)
Solo - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengomentari pernyataan 'profesor tua kecil manfaatnya untuk negara' yang disampaikan Menristekdikti. Pihaknya mengatakan siap menampung profesor-profesor tua tersebut.

"Insyaallah Muhammadiyah bisa menampung. Untuk apa? untuk mengembangkan sumber daya insani di lingkungan masyarakat. Jadi Muhammadiyah akan menjadi rumah untuk siapa pun," katanya setelah menghadiri pengukuhan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sofyan Anif sebagai guru besar, Kamis (8/8/2019).


Menurutnya, profesor-profesor Muhammadiyah yang sudah usia tua selama ini juga dimanfaatkan. Mereka dapat ikut berdakwah di tengah masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang sudah tua pun nanti emeritus. Tetapi yang tua itu masih bisa bermanfaat untuk kepentingan dakwah di Muhammadiyah," kata Haedar.


Namun Haedar mengaku tidak mengetahui secara pasti maksud pernyataan Menristekdikti M Nasir yang menyebut profesor tua kecil manfaatnya untuk negara. Haedar hanya ingin semua pihak saling menghargai.

"Saya tidak tahu penekanan dari Pak Menteri (Menristekdikti). Tapi poinnya begini, di Indonesia itu, yang tua, yang muda, yang berilmu, yang kurang berilmu, awam maupun elite, itu sama pentingnya untuk membangun Indonesia," ucapnya.


Indonesia, kata dia, memiliki prinsip gotong royong, sehingga tidak mendikotomikan masyarakat. Seluruh pihak dinilai harus sama-sama berkontribusi positif bagi pembangunan negara.

"Naif kita ngomong Pancasila, naif kita ngomong Indonesia itu majemuk, jika para elite tidak menyadari bahwa Indonesia ini dibangun atas prinsip kebersamaan," tutup dia. (bai/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads