16 Desa Mundur dari Seleksi Pengisian Perangkat di Kudus

16 Desa Mundur dari Seleksi Pengisian Perangkat di Kudus

Akrom Hazami - detikNews
Kamis, 01 Agu 2019 15:02 WIB
Foto: Akrom Hazami/detikcom
Kudus - Sebanyak 16 desa dari 60 desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengundurkan diri tidak mengikuti ujian pengisian perangkat desa. Panitia juga tidak mengetahui alasan pasti 16 desa yang mengundurkan diri tersebut. Karena tidak ada pemberitahuan secara resmi hingga pelaksanaan.

Salah satu alasan menunda tes pengisian perangktas desa untuk menjaga kondusifitas desa karena sempat ada kekhawatiran terjadinya kebocaran tes tersebut. Beberapa desa pun kemudian menundanya.

Total hanya 44 desa yang mengikuti tes ujian perangkat dengan Computer Assisted Test (CAT), digelar di GOR Bung Karno, Kudus, (1/8/2019). Total peserta yang mengikuti ujian ada 1.394 orang yang berasal dari tujuh kecamatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kudus Adi Sadhono Murwanto menjelaskan, ada 16 desa yang mengundurkan diri dari ujian pengisian perangkat. Sebanyak 44 desa yang ikut ujian saat ini.

"Dari 60 desa, yang mundur 16 desa. Ada 16 desa yang menunda pengisian perangkat desa," kata Adi dihubungi Detikcom via telepon, Kamis (1/8/2019).

Ia menjelaskan sebanyak 16 desa itu yakni 5 desa di Kecamatan Gebog, 2 desa di Kecamatan Undaan yakni Lambangan dan Medini, 3 desa di Kecamatan Mejobo dan 6 desa di Kecamatan Dawe.

"Desa itu menyatakan mundur beberapa hari sebelum penyelenggaraan tes CAT. Sebelum pelaksanaan ini mereka sudah ambil sikap," kata dia.

"Mereka sudah ambil sikap menghentikan proses pengisian perangkat," ujar Adi.

Menurut dia, untuk pengisian perangkat ini merupakan wewenang pemerintah desa.

"Jadi kami di kabupaten hanya sebatas memfasilitasi saja. Memang riilnya itu," tambah dia

Adi mengatakan pihaknya tetap siap memfasilitasi bila desa yang mundur itu atau yang bersangkutan siap ikut tes seleksi pengisian.

"Siap. Selama regulasinya masih sama, kami tetap fasilitasi," terang Adi.

Camat Mejobo Harso Widodo mengatakan, ada tiga desa di kecamatannya yang menunda pengisian perangkat desa yakni Mejobo, Jojo dan Hadiwarno.
Alasan tiga desa melakukan penundaan pengisian perangkat desa lebih kepada menjaga kondusifitas wilayah.

"Kondusifitas wilayah saja. Artinya kemarin ada imbauan wabup, DPRD, agar hati-hati. Kita ikuti saja hal-hal kebijakan pemerintah daerah. Walaupun pengisian perangkat desa kan wewenang desa, kita hati-hati. Lebih ke arah hati-hati. Semua tidak tahu apa yang terjadi. Kita ambil sisi positifnya," ujar Harso.

Apakah desa yang tak ikut di wilayahnya juga dampak rumor dugaan jual beli jabatan?

"Salah satunya itu (muncul rumor dugaan jual beli jabatan). Daripada menjadi rumor yang jelek bagi kades, lebih baik nanti setelah pilkades," terang dia.

Karenanya desa yang tidak ikut pengisian perangkat baru akan mengisi perangkat nanti setelah pilkades. Diketahui, kades sekarang akan berakhir 17 Desember 2019.
"Besok kita agendakan lagi dengan momen yang lebih tepat, lebih transparan, lebih terbuka, dan mudaha-mudahan bisa lebih baik," ungkap dia.

Sementara itu Ketua Kerjasama Pusat Pengembangan Perdesaan dan Pengabdian Masyarakat, Unioversitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Haryadi, di GOR Bung Karno, Kudus, menjelaskan pihaknya tidak mendapat pemberitahuan mengenai adanya 16 desa yang menunda ikut seleksi perangkat desa.

"Kami tidak mendapat pemberitahuan ada desa yang menunda seleksi perangkat desa," kata Hariyadi.

Menurut dia, kalau ada yang tidak ikut hendaknya ada pemberitahuan dan kesepakatan kedua belah pihak.

"Harus ada kesepakatan dua belah pihak," tambah dia.

Dia menerangkan saat simulasi CAT kemarin, kehadiran peserta pengisi perangkat desa mencapai 70-75 persen. Adapun dari catatan penyelenggara, total peserta ada 1.394 orang. Tes yang berlangsung hingga sore hari nanti, sudah akan diketahui hasilnya. (bgk/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads