"Sampai di Ampel (Boyolali), roda depan mengeluarkan asap," kata Solchan kepada wartawan temui di Mako Satlantas Polres Boyolali, Jumat (26/7/2019).
Solchan berangkat dari Semarang pada Rabu (24/7) malam, menuju Solo dengan muatan kapas seberat 28 ton. Dalam perjalanan tersebut, sesampai di wilayah Ampel, Boyolali pada kedua roda depan mengeluarkan asap. Diduga kampas rem terbakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya cari tempat untuk parkir dan berhenti, (roda depan yang berasap) saya siram air, setelah dingin saya berangkat lagi," jelas Solchan yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan tersebut.
Sesampainya di wilayah Boyolali, dia pun mencari lokasi parkir yang lebih luas. Di jalur lingkar utara Boyolali, dia berhenti untuk memperbaiki remnya. Setelah diperbaiki, awalnya dia merasakan remnya sudah bagus.
Namun pada jarak sekitar 100 meter, dia merasakan mulai ada yang tidak beres dengan rem truk trailer tersebut. Di pertigaan Tegalwire, Mojosongo, Boyolali, remnya mulai bermasalah.
"Setelah (jalan) sekitar 100 meter itu remnya masih bisa. Tetapi setelah 100 meter lebih sudah tidak bisa. Saya pakai gigi kecil agar pelan," katanya.
Setelah melewati pertigaan Tegalwire, berjarak sekitar 100 meter lebih dia merasakan remnya sudah tidak berfungsi lagi.
"Saya injak (remnya) nggak bisa, hilang (blong). Keras," imbuh dia.
Setelah mengetahui remnya blong, Solchan pun mengaku sempat gugup. Dia mencari tempat untuk menghentikan truk trailernya tersebut.
"Saya cari solusi untuk menghentikan. Mau dilempar di mana nih. Cari tempat yang aman dulu," ucap dia.
Menjelang pertigaan Wika, Mojosongo, dia melihat traffic light menyala merah. Di tempat itu juga banyak kendaraan yang berhenti. Baik di jalur yang menuju Solo maupun dari arah berlawanan.
Lantas dia pun mencoba menghentikannya dengan banting setir ke kanan, ditabrakkan ke tiang lampu penerapan jalan di median jalan. Namun, usaha itu gagal karena truk terus melaju tak terkendali.
"Saya tabrakan tiang listrik (lampu penerangan jalan) agar berhenti, tapi ternyata tidak. Karena dari arah berlawanan dan depan saya banyak kerumunan mobil. Saya hindari kerumunan itu," jelas Solchan.
Truk trailer tersebut akhirnya masuk ke pekarangan Puskesmas Mojosongo, tepat di pintu masuk sebelah timur. Di saat yang bersamaan, Irza Laila Nur Trisnha Winandi (21) dan ibunya Dwi Yani Merbawaningrum (44), warga Perum BSP II Desa Karanggeneng, RT 08/11 Boyolali Kota, yang berboncengan mengendarai sepeda motor hendak keluar dari Puskesmas.
Keduanya sempat berusaha menghindari truk trailer tersebut. Namun sayang, Irza tetap tertabrak dan akhirnya mahasiswi UNS Solo semester akhir itu tewas di lokasi kejadian. Truk trailer juga menabrak bangunan Puskesmas hingga mengalami rusak berat. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini