Ada banyak anjing-anjing lokal yang biasa digunakan untuk berburu. Tiapsatu kelompok sedikitnya ada 4-7 ekor kawanan anjing pemburu. Para pemburu juga membawa senjat tajam seperti pedang, golo, tombak atau batang kayu panjang yang salah satu bagian ujungnya runcing. Sedangkan anggota Perbakin dan aparat kepolisian membawa senapan.
Para pemburu tersebut terbagi beberapa kelompok menyusuri jalan setapak kawasan hutan dan ladang yang biasa dilalui babi hutan. Mereka juga mengetahui jalan atau semak-semak yang sering dilewati babi hutan. Bekas jejak-jejak babi hutan juga terlihat namun hingga sore hari belum menemukan babi hutan yang telah menyerang 5 orang warga hingga luka-luka dan satu orang meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia menjelaskan perburuan dilakukan dikawasan hutan dan perkebunan milik warga di dua desa Windujaya dan Desa Melung yang menjadi area pergerakan babi hutan tersebut.
"Nanti kami sisir seluruh wilayah di Desa Windujaya dan Melung. Kami sisir mulai dari lokasi kejadian di Desa Windujaya sampai Desa Melung," jelasnya.
Sementara itu Koordinator Tagana Banyumas, Ady Chandra kepada wartawan di titik kumpul lokasi perburuan kompleks Curug Gomblang, Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng menambahkan sejak pagi hingga sore hari telah melakukan perburuan bersama Perbakin, Tagana, Polhut, Pramuka dan masyarakat. Perburuan dibagi menjadi tiga sektor.
Pembagian tiga sektor tersebut diantaranya pada sektor satu menuju arah Curug Gomblang, sektor dua ada di Gunung Malang, dan sektor tiga ada di Cendana. Pembagian sektor tersebut untuk menggiring babi hutan agar turun ke wilayah batu bedil.
"Jadi kita ada sekitar 30 orang berupaya menggiring agar babi hutan ini turun ke wilayah Batu Bedil," ujarnya.
(arb/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini