"Saya nggak bisa memasukkan poin tambahan prestasi anak, ke sekolah juga dilempar ke Dinas Pendidikan," kata salah satu orangtua yang mengurus PPDB SMP, Mayasari (35) saat ditemui wartawan di kantor Dinas Pendidikan Sleman, Senin (1/7/2019).
Hal itu dialaminya sejak hari Jumat (28/6) lalu. Warga Sendangadi, Kecamatan Mlati ini harus bolak-balik ke sekolah tujuan dan Dinas Pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski hanya mendapatkan tambahan nilai prestasi 15 poin, tapi bagi Maya, hal itu sangat penting bagi proses PPDB anaknya.
"Saya juga sempat kolom padukuhan tak diisi, karena saat minta username dan password, entry data berdasar kartu keluarga, memang tak ada keterangan padukuhan," ujarnya.
"Karena isi data padukuhan kosong, saya malah ikut zona 2, harusnya zona 1. Kalau masuk zona 2, jaraknya semakin jauh, tambahan poin juga berkurang sayang eman-eman (sayang). Piye carane (bagaimana caranya) orangtua yang penting anak dapat yang terbaik," sambungnya.
Diakuinya, untuk mengubah data dia cukup kewalahan karena tak bisa diganti mandiri melalui online.
"Ini repot, online ubah apapun di manapun harusnya bisa. Tapi ini harus bolak-balik, kita nggak bisa, ke sekolah, sekolah tak bisa ke dinas, harus menunggu," sebutnya.
"Banyak juga ibu-ibu lain yang keluhkan itu, saya kasihan ada yang mungkin tak biasa akses internet. Server juga sempat penuh nunggu semalaman tak bisa masuk, besoknya saya klik tak bisa, setelah bisa klik isi datanya yang nggak bisa," imbuhnya.
Dimintai konfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Sleman, Sri Wantini menyebut jika orangtua calon murid menemui kendala, pihak sekolah dan dinas siap membantu.
"Kalau kesulitan mendaftar online secara mandiri, bisa minta bantuan operator sekolah atau ke Dinas Pendidikan," ujarnya.
Pendaftar PPDB di Makassar Membeludak, 10 SMPN Baru Didirikan:
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini