Lengangnya SMA di Solo pada Hari Pertama PPDB, Ternyata Ini Sebabnya

Lengangnya SMA di Solo pada Hari Pertama PPDB, Ternyata Ini Sebabnya

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Senin, 01 Jul 2019 12:42 WIB
Bangku-bangku yang sudah tertata di depan pusat informasi PPDB SMAN 4 Surakarta tampak kosong. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom
Solo - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK Jawa Tengah dibuka sejak pukul 00.00 WIB, hari ini. Suasana di sejumlah SMA negeri di Solo terpantau lengang.

Seperti di SMAN 7 Surakarta, hanya sekitar 35 orang yang datang dan pergi. Kursi di dalam aula yang menjadi pusat informasi PPDB terlihat kosong, hanya diisi oleh petugas.

Ketua PPDB SMAN 7 Surakarta, Reni Ernawati, mengatakan memang calon siswa diarahkan untuk mendaftar dari rumah. Kebanyakan mereka datang ke sekolah hanya untuk komplain atau konsultasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang ke sini itu hanya tanya-tanya, kok tidak masuk jurnal, lupa password. Ada juga yang mau ganti pilihan, itu bisa kami layani," kata Reni saat ditemui wartawan di Aula SMAN 7 Surakarta, Senin (1/7/2019).

Menurutnya, calon siswa juga beradu cepat mendaftar untuk mengamankan posisinya. Maka kebanyakan mereka mendaftar sejak pukul 00.00 WIB.

"Memang yang utama jaraknya. Tapi apabila jaraknya sama dengan peserta lain, maka diutamakan yang mendaftar dahulu," ujarnya.

Lengangnya SMA di Solo pada Hari Pertama PPDB, Ternyata Ini SebabnyaSuasana SMAN 7 Surakarta lengang di hari pertama pendaftaran PPDB. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom

Hal serupa terjadi di SMAN 4 Surakarta. Suasana sekolah juga terlihat lengang karena peserta PPDB memilih mendaftar dari rumah.

Ketua PPDB SMAN 4 Surakarta, Nanang Inwanto, mengatakan ada sekitar 100 orang yang datang ke sekolah. Jumlah ini sangat jauh jika dibandingkan jumlah siswa yang melakukan verifikasi di SMAN 4 Surakarta.

"Ada seribu orang yang melakukan verifikasi di sini, tapi hanya 100 datang ke sekolah hari ini. Artinya mereka sudah paham dan nyaman mendaftar mandiri," kata dia.

Mereka ingin berkonsultasi karena terlempar dari sekolah pilihannya. Padahal, rumah mereka jaraknya cukup dekat dari sekolah.

"Banyak yang khawatir terlempar dari sekolahan padahal rumahnya dekat. Memang sebenarnya harus pakai strategi agar diterima di sekolah pilihan," tutup Nanang.


(bai/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads