PPDB di Jateng, Warga Rela Menginap di Trotoar Demi Daftar Sekolah

Round-Up

PPDB di Jateng, Warga Rela Menginap di Trotoar Demi Daftar Sekolah

Rinto Heksantoro, Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Senin, 17 Jun 2019 08:01 WIB
Orang tua menginap di trotoar depan SMPN 2 Purworejo demi mendaftarkan anak sekolah. Foto: Rinto Heksantoro/detikcom
Yogyakarta - Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Jawa Tengah diwarnai aksi orang tua menginap di sekolahan. Hal tersebut terpantau terjadi di Karanganyar dan Purworejo.

Aksi orang tua menginap di sekolah awalnya terjadi di SMPN 1 Tawangmangu dan SMPN 2 Mojogedang pada Rabu (12/6) malam. Padahal saat itu rencananya pendaftaran baru dimulai pada keesokan paginya.

Mereka rela antre hingga menginap demi anak diterima di SMP pilihan yang masuk dalam zonasinya. Antrean di kedua sekolah tersebut akhirnya bubar karena pendaftaran batal dimulai pada Kamis (13/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar, Agus Haryanto menjelaskan jadwal PPDB diundur hingga 1-4 Juli 2019.

"Memang kami undur bulan depan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Selang waktu ini akan kami gunakan untuk evaluasi," ujar Agus kepada detikcom, Kamis (13/6/2019).

Adapun aturan dalam PPDB SMP Karanganyar tahun ini dilakukan berdasarkan sistem zonasi. Yang dikhawatirkan ialah urutan pendaftar menjadi prioritas dalam penentuan hasil PPDB.


"Yang utama adalah pendaftar dari zona 1. Jika dari zona 1 sudah penuh maka kita urutkan berdasarkan urutan. Yang mendaftar duluan lebih diprioritaskan," katanya.

Antrean warga yang sempat menginap di sekolahan, Karanganyar. Antrean warga yang sempat menginap di sekolahan, Karanganyar, Rabu (12/6). Foto: Istimewa

Aturan tersebut yang dinilai menjadi kekhawatiran warga sehingga akhirnya nekat menginap di sekolahan.

Mereka harus memastikan mendaftar lebih dahulu agar anaknya bisa bersekolah di SMP pilihannya.

"Dalam sistem zonasi memang tidak berpatokan pada nilai. Tapi kita wadahi itu lewat jalur prestasi, kuotanya lima persen," ujarnya.

Sedangkan jalur keluarga miskin yang pada tahun-tahun lalu menjadi masalah di berbagai daerah, tidak diterapkan di Karanganyar. Mereka akan diberi bantuan ketika sudah diterima di sekolah tersebut.


Mengenai adanya antrean, Agus mengatakan hal itu juga terjadi karena adanya perubahan aturan dari online menjadi offline. Pendaftaran harus dilaksanakan langsung di sekolah yang dituju.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Karanganyar Agus Haryanto.Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Karanganyar Agus Haryanto. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom

"Awalnya kan PPDB kita anggarkan lewat dana BOS pusat, tapi pada Januari kemarin ternyata dana dilarang dipakai untuk PPDB online. Kalau bisa online kan masyarakat bisa langsung mendaftar dari rumah," katanya.

Pihaknya saat ini akan melakukan kajian bersama pihak-pihak terkait. Agus saat itu mengimbuhkan bahwa aturan masih dimungkinkan akan berubah.

Hal yang sama terjadi di Purworejo malam tadi, Minggu (16/6). Puluhan warga tampak menginap di trotoar depan SMPN 2 Purworejo demi demi mendapatkan urutan 45 pertama dalam PPDB yang akan dibuka esok paginya. Bahkan sebagian dari mereka sudah bersiap untuk menginap di atas trotoar dengan membawa tikar, sarung dan jaket tebal serta bekal makanan.

Orang tua menginap di depan SMPN 2 Purworejo, Minggu (16/6) malam. Orang tua menginap di depan SMPN 2 Purworejo, Minggu (16/6) malam. Foto: Rinto Heksantoro/detikcom

Tak hanya di SMPN 2 Purworejo, hal serupa juga terjadi di SMPN 4 Purworejo. Para orang tua juga menginap di depan sekolah demi mendaftarkan anak kesayangannya.


"Ini sedang antre pendaftaran zona utama siswa baru di SMPN 2 Purworejo. Kesepakatan orangtua calon siswa yang datang awal mendapat nomer urut lebih awal. Kemudian sampai kuota terpenuhi yaitu 45 orang. Di atas no urut 45, sesuai kesepakatan para orang tua disarankan ke zona 1," kata Bowo Santoso, salah satu orang tua siswa yang berniat mendaftarkan anaknya ke SMPN 2 Purworejo, Minggu (16/6) malam.

Sementara itu, salah seorang guru SMP N 2 Prastowo menyebutkan bahwa sekolah tersebut membutuhkan sekitar 225 siswa dalam tahun ajaran baru kali ini. Jumlah 45 siswa pertama yang mendaftar akan masuk dalam zona utama.

"Memang aturannya seperti itu, 45 pendaftar pertama masuk dalam zona utama, NEM nya tidak dilihat yang dilihat KK nya asal penduduk kelurahan sekitar sini," katanya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads