Pantauan di lokasi, ribuan ketupat yang digantungkan di gunungan dikirab. Setelah sebelumnya didoakan dan dikirab dari Makam Sunan Muria ke Taman Ria Colo. Gunungan ketupat berasal dari desa-desa se-kecamatan Dawe.
Ribuan warga hadir meramaikan perhelatan budaya warga masyarakat di lereng Gunung Muria ini. Kirab diiringi tetabuhan Terbang Papat. Mereka mengenakan pakaian adat lengkap dengan ikat kepala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Belum sempat doa berakhir, warga langsung mendekati gunungan ketupat. Mereka spontan merebut gunungan ketupat. Suasana makin riuh meski panitia berupaya menenangkan warga agar bersabar.
Namun warga tetap asyik dan larut dalam rebutan ketupat. Tak lama kemudian, gunungan itu menyisakan kerangka bambu saja.
"Saya sengaja ikut meramaikan. Saya ikut rebutan ketupat barusan," kata seorang warga yang ikut rebutan ketupat, Mujahidin (40) ditemui tengah mengumpulkan banyak ketupat dari gunungan.
Warga Kabupaten Brebes ini rela datang dari daerahnya. Selain untuk berziarah ke Makam Sunan Muria, Mujahidin ikut pula berebut ketupat dari gunungan.
"Harapannya dapat berkah Sunan Muria," harap Mujahidin.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Kasmudi menjelaskan acara dimaksudkan untuk melestarikan budaya, dan mempromosikan budays Kudus. Serta memberi hiburan kepada masyarakat.
"Prosesi kupatan kanjeng Sunan Muria di Colo ini untuk mempromosikan budaya Kudus. Sebelumnya manakib, dan ziarah ke makam Sunan Muria," kata dia.
Bupati Kudus M Tamzil mengatakan prosesi ini dinamakan prosesi Kupatan Kanjeng Sunan Muria.
"Prosesi Kupatan Kanjeng Sunan Kudus sebagai salah satu wujud bakti kita pada Sunan Muria karena anak cucu terus melestarikan budaya," kata dia.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini