Sejak habis magrib hingga pukul 21.00 WIB, aksi pesta kembang api masih berlangsung. Sekitar 20 peserta dari musala dan masjid di desa itu ambil bagian.
Saat pesta kembang api menyala, warna langit yang semula gelap seketika berhiaskan cahaya warna-warni kembang api. Dari warna kuning, merah, hijau, biru, dan sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolsek Undaan AKP Anwar dalam sambutannya mengatakan, pesta kembang api hanya diselenggarakan di Desa Kutuk, Kecamatan Undaan saja.
Meski begitu, pengunjung yang datang tak hanya dari warga sekitar tapi banyak juga dari luar daerah. Seperti halnya ada dari Sukolilo, Pati, dan lainnya.
"Informasi yang ada hampir dana takbiran keseluruhan ini ditaksir sekitar Rp 270an juta jika dikalkulasikan," imbuhnya.
Ia mengimbau untuk semuanya berhati-hati dan saling menjaga kondusivitas agar acara berlangsung meriah.
Camat Undaan Rifai menambahkan, dengan berakhirnya Bulan Ramadan, diharapkan malam takbiran dan suka cita menjadi berkah malam ini.
"Saya mengimbau dengan begitu ramainya situasi di Kutuk saat takbiran ini mari kita jaga keamanan, rumah-rumah sebab saat ini pada ke lapangan semua ikut takbiran," ujarnya.
"Kami minta menjaga persatuan dan kesatuan, jangan sampai ada ejek-ejekan dan sebagainya. Kita hiasi takbir banyak, tahmid dan lainnya yang banyak," kata dia.
Salah satu peserta takbiran dari Masjid Jami Baitur Rohim Edy Sutriyono, mengatakan, untuk acara takbir ini setiap musala dan masjid memang membawa replika mainan yang akan dibawa mengelilingi desa.
"Namun yang menarik yakni ada pesta kembang apinya, untuk masjid kami sendiri pemudanya merogoh kocek Rp 500 ribu hingga Rp1 juta setiap pemuda. Dan dikalkulasi menghabiskan biaya Rp 50an juta untuk kembang api saja. Itu belum termasuk replikanya. Jadi jika ditotal ya sekitaran Rp 80-an juta lebih," tambahnya. (sip/sip)











































