Awalnya Ganjar memberikan pengarahan kepada pegawai DPMPTSP di lantai dua. Setelah itu ia turun untuk menyapa warga yang mengurus izin. Salah satu warga bahkan dibantu kepengurusannya dan langsung selesai.
Kemudian ada 2 orang mendatangi Ganjar dan salah satunya dengan nada protes berupaya komplain karena pengajuan izinnya tidak kunjung selesai. Bahkan pria itu meminta ada diskresi, Ganjar pun kaget dan menjelaskan soal diskresi yang ternyata pria itu kurang paham.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ganjar mulai mencari tahu siapa pria itu dan ternyata pria tersebut mengaku bernama Ali sebagai biro jasa yang sedang menguruskan izin pengambilan air tanah. Sembari berusaha mencari tahu permasalahan perizinan yang dialami, Ganjar menanyai pria itu soal upah sebagai biro jasa. Tapi ternyata pria itu berusaha berkelit.
"Kamu itu PT, CV, atau LSM?" tanya Ganjar.
"Saya CV, LSM juga iya," jawab pria itu.
"Mas, kamu dibayar berapa? Tidak apa-apa, kita transparan, jadi tau biro jasa itu dapat berapa," tanya Ganjar lagi.
"Tergantung, Pak. Saya sebagai pelaku pengeboran...," jawab pria itu sembari ditepuk Ganjar agar menjawab pertanyaan. Akhirnya ia mengaku upahnya sekitar Rp 2 juta.
Meski demikian Ganjar masih berupaya mencari akar permasalahan kesulitan perizinan yang dibawa Ali dengan menelepon call center pusat. Setelah penjelasan agak panjang, Ganjar meminta Ali mengecek riwayat proses perizinan yang sudah diurus di komputer.
Ternyata Ali tampak kebingungan dan tidak bisa log in. Beberapa kali Ali mencoba menelepon seseorang. Ia bahkan meminta menelepon pengusaha yang meminta jasanya agar datang mengurus sendiri.
"Mas, kalau tidak tahu, tidak bisa ya jangan emosi dulu. Kalem dulu, mental LSM-nya disimpan dulu dan jadilah warga biasa. Sampeyan ini biro jasa, jangan asal nyuruh untuk diskresi dong. Ada aturannya, Mas," kata Ganjar.
Saat sedang menangani Ali, ternyata Ganjar menerima informasi jika Ali tiap datang mengurus izin mencatut nama Ganjar dengan nada tinggi. Ganjar yang tadinya duduk langsung berdiri dan naik pitam.
"Teman-teman, kalau ada orang yang bawa namanya Ganjar ke sini, tolak, ini perintah langsung dari Gubernur," tegas Ganjar. Ia pun kembali duduk sambil menghela nafas. "Tidak usah bawa namaku ke sini," imbuhnya kepada Ali.
Ali kemudian masih berusaha mengurus izin dibantu oleh pegawai DPMPTSP. Ganjar mengatakan pihaknya melakukan inspeksi untuk memastikan Online Single Submission (OSS) berjalan sesuai perintah Presiden. Jika ada problem teknis dalam proses migrasi menggunakan OSS, hal itu wajar dan Ganjar meminta para pengurus izin datang sendiri karena akan lebih mudah.
"Kita migrasi ke OSS, problematika teknis ada. Tapi kalau gaya-gayaan biro jasa tapi mengurusnya tidak tuntas dan tidak ngerti, buka tidak bisa, mending urus izin sendiri," jelasnya.
Simak Juga 'Ganjar Pranowo Bicara soal Tambahan Anggaran e-KTP ke KPK':
(alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini