Perhelatan akbar ini merupakan bagian dari peringatan Hari Tari Dunia (HTD) yang digelar Pemkot Surakarta. HTD memang selalu diperingati tiap tanggal 29 April.
Sejak pukul 15.00 WIB, para penari tengah bersiap di atas lapangan dengan properti kuda-kudaan. Mereka mengenakan kostum berwarna merah, kuning, biru dan hitam.
![]() |
Pukul 16.00 WIB, mereka memulai aksinya setelah Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo memberikan sambutan. Terlihat sejumlah instruktur memberikan contoh gerakan kepada para siswa dari atas panggung.
Pada satu sesi, mereka juga membentuk konfigurasi berupa pulau-pulau besar Indonesia. Selain itu mereka juga membentuk tulisan 'Solo Kota Budaya'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Di sekolah mereka pasti pernah dilatih menari jaranan. Jadi mereka tidak perlu berlatih lagi, paling hanya latihan konfigurasi," ujar Kinkin usai acara.
Sementara Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, menggambarkan filosofi tari jaranan. Menurutnya jaran atau kuda memiliki semangat yang patut dicontoh anak-anak.
"Kuda itu punya tenaga dan semangat yang besar. Mereka punya arah yang jelas, mereka punya kaca mata sehingga tidak tengak tengok ke mana-mana," kata Rudy.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini