Menikmati Aksi Seniman Menari 24 Jam Nonstop di Solo Hari Ini

Menikmati Aksi Seniman Menari 24 Jam Nonstop di Solo Hari Ini

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Senin, 29 Apr 2019 08:09 WIB
Pentas pembukaan HTD di ISI Surakarta. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom
Solo - Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Guntur, mulai menghitung mundur dari angka 10 hingga 1. Tepat pukul 06.00 WIB, gelaran Hari Tari Dunia (HTD) ke-13 ISI Surakarta resmi dimulai.

Enam orang seniman pun memulai aksi menari 24 jam nonstop, Senin (29/4/2019). Mereka akan terus menari sampai pukul 06.00 WIB pada keesokan harinya, Selasa (30/4).

Enam penari tersebut ialah Abib Igal dari Kalimantan, Arbi Nuralamnsyah dari Bandung, I Nyoman Agus Triyuda dari Bali, Pulung Jati Rangga Muri dari Yogyakarta, serta Darmasti dan Sri Hadi dari ISI Solo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu per satu penari membawakan tari kontemporer dengan ciri khas daerah asalnya masing-masing. Seperti Arbi dengan musik khas budaya Sundanya mampu membuat penonton ikut menari.

Menikmati Aksi Seniman di Solo Menari 24 Jam Nonstop Hari IniArbi Nuralamnsyah dari Bandung. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom

Selain enam penari 24 jam nonstop, berbagai ragam hiburan tari pun silih berganti meramaikan acara pembukaan HTD di ISI Surakarta. Selama 24 jam ke depan, berbagai panggung hiburan juga digelar di kompleks kampus ISI Surakarta.

"Ada 600 jenis tari yang ditampilkan oleh 175 kelompok tari. Total ada sekitar 6 ribu penari yang ikut memeriahkan acara ini," kata Ketua Umum HTD ke-13 ISI Surakarta, Eko Supriyanto.

Para penari dari luar negeri pun ikut serta dalam HTD kali ini. Mereka antara lain berasal dari Prancis, Filipina, Australia dan Timor Leste.

"Kami juga menampilkan karya maestro tari Jonet Sri Kuncoro yang akan berkolaborasi dengan anak-anak difabel. Kita melihat anak-anak yang memiliki kekurangan ini sebenarnya juga memiliki kelebihan," ujar dia.

Eko mengatakan tahun ini HTD mengambil tema #GegaraMenari 'Urip Mawa Urup, Urip Hanguripi'. Melalui tagar tersebut, diharapkan kaum milenial yang aktif di media sosial juga tertarik menyaksikan hari tari.

Abib Igal dari KalimantanAbib Igal dari Kalimantan. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom


"Makna dari tema tersebut ialah hidup yang membawa semangat adalah hidup yang bisa menghidupi. Tari tidak hanya gerakan tubuh, tetapi memiliki filosofi kehidupan yang mendalam," ujarnya.

Dia berharap tari dapat memperkokoh jati diri bangsa Indonesia yang memiliki beragam kebudayaan. Lebih lanjut, budaya Indonesia diharapkan mampu menjadi acuan bagi pengembangan seni budaya berkelas dunia. (bai/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads