Untuk sampai di TPS 7 Dukuh Simonet, Desa Semut, Kecamatan Wonokerto, misalnya, perjalanan kendaraan petugas membawa logistik hanya bisa berakhir di ujung muara Wonokerto. Perjalanan disambung dengan menggunakan perahu untuk menyeberangi muara.
Tidak sampai disini saja, petugas gabungan yang dikawal aparat TNI/Polri tersebut tetap melanjutkan perjalanan darat dengan jalan kaki menyusur hutan bakau untuk menuju ke lokasi di Dusun Simonet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di Simonet, terdapat 192 orang yang masuk daftar pemilih tetap (DPT). Sebagian besar dari warga dusun setempat adalah nelayan. Namun dipastikan bahwa pada saat pemungutan suara besok, tidak semua warga bisa berpartisipasi mencoblos. Hanya sekitar 130 pemegang hak suara yang tinggal di kampung itu, selebihnya sedang melaut.
"Yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya karena pergi melaut dengan waktu lama, antara 5 sampai 6 bulan," jelas Kapolres Pekalongan.
Jerih payah petugas di Kabupaten Pekalongan, juga dialami ketika mengantar logistik di Dusun Pringamba, Desa Klesem, Kecamatan Kandangserang. Kondisinya juga sama, terpencil dan tak bisa dilalui kendaraan bermotor.
Menuju kampung tersebut, bahkan kendaraan roda dua tak bisa lewat. Kotak suara dipikul oleh warga berjalan kaki sejauh 5 km.
![]() |
Sementara itu, M Ahsin selaku divisi teknis KPU Kabupaten Pekalongan, mengatakan hari ini pihaknya memastikan pada PPS bahwa logistik telah sampai ke TPS masing-masing. "Hari ini kita pastikan logistik sampai ke tujuannya masing-masing dengan aman," katanya .
Menurut M Ahsin, jika di kawasan utara dikhawatirkan terjadi air rob yang bisa menggenangi TPS setiap, berbeda lagi dengan ancaman wilayah selatan.
"Daerah atas (kawasan selatan) rawan longsor. Dari pantauan terakhir alhamdulillah semua berjalan aman, semua (logistik Pemilu) sudah sampai ke TPS," jelasnya.
Saksikan juga video 'Melihat Distribusi Logistik Pemilu ke Desa Terpencil di Inhu Riau':
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini