Dia adalah Taswi (60), warga RT 03, RW 01, Desa Luwungbata, Kecamatan Tanjung, Brebes. Wanita ini hidup miskin dan serba kesusahan. Dia tinggal sebatang kara di rumah yang sudah tidak layak huni. Rumah Taswi berdinding bambu dan kondisnya nyaris roboh.
Meski tergolong miskin, nenek ini belum juga tersentuh bantuan program rehab rumah tidak layak huni dari pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepeningal suaminya, ia hidup sebatang kara karena tidak mempunyai keturuanan. Dirinya mengaku tidak mampu untuk memperbaiki rumah miliknya. "Pengin diperbaiki, tapi modalnya tidak ada. Untuk makan saja pas-pasan," ungkapnya saat ditemui dikediamannya.
Selain hampir roboh, rumah dengan ukuran 4Γ6 meter itu juga hanya berlantai tanah. Bagian atapnya sudah mulai berlubang. Sehingga, saat hujan turun airnya dengan mudah masuk ke dalam rumah.
"Sempat ada pamong desa yang nanya dan mengukur rumah saya. Tapi, setelah itu tidak datang lagi dan cuma nanya-nanya saja," ungkapnya.
Tarwi di dalam rumahnya (Foto: Imam Suripto/detikcom) |
Harapan satu satunya adalah adanya kepedulian Pemerintah Daerah untuk ikut membantu memperbaiki rumahnya. Mengingat Taswi sama sekali tidak memiliki anak dan kerabat.
Sekretaris Desa (Sekdes) Luwungbata, Wirnojo, saat dikonfirmasi mengungkapkan, rencananya tahun ini ada 12 keluarga yang akan mendapatkan bantun bedah rumah dari Dana Desa (DD). Namun dirinya belum tahu nama-nama yang akan menerima bantuan.
"Total ada 15 RTLH tahun ini yang akan mendapatkan bantuan bedah rumah. 12 dari DD dan 3 RTLH dari provinsi," jelasnya. (mbr/mbr)












































Tarwi di dalam rumahnya (Foto: Imam Suripto/detikcom)