Hingga pagi ini pukul 09.00 WIB, Senin (8/4/2019), Desa Tambakbulusan masih tergenang air dengan ketinggian mencapai 25 cm. Air tersebut merupakan luapan dari Sungai Woho. Warga bersama petugas gabungan BPBD, TNI dan Polri melakukan penanganan.
Selain Desa Tambakbulusan, dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat juga terdapat tiga desa yang terdampak luapan air sungai. Yakni Desa Wonosekar dan Desa Teluk, yang diakibatkan luapan Sungai Woho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak, Agus Nugroho menuturkan bahwa luapan sungai terjadi tadi malam sekitar pukul 22.00 WIB.
"Untuk tiga desa, yakni Wonosekar, Jragung dan Teluk diterjanh luapan sungai malam tadi, dan berlangsung sekitar dua jam. Saat ini sudah surut," ujarnya kepada detikcom saat dikonformasi lewat ponselnya, Senin (7/4/2019)
Dari tiga desa tersebut ada sekitar 90 kepala keluarga yang terdampak. Dan dua di antaranya terpaksa mengungsi di Balai Desa Wonosekar.
"Ketinggian air mencapai 50-80 cm. Dua KK mengungsi di Balaidesa Wonosekar," paparnya.
Sementara itu, Di Desa Tambakbulusan Kecamatan Karangtengah air Sungai Woho meluap sekitar pukul 04.00 WIB. Sampai saat ini, petugas masih berada di lokasi.
"Kami sudah melakukan pengecekan dan penanganan di lapangan," imbuhnya.
Kepala Desa Tambakbulusan, Chabibullah menuturkan bahwa desanya merupakan muara dari Sungai Woho sehingga air kiriman dari hulu meluap ke permukiman warga.
"Air dari atas meluap ke desa kami, karena muara Sungai Woho di sini. Ada sekitar 500 kepala keluarga yang terdampak," katanya.
Saat ini, air masih menggenang jalan dan pemukiman warga. Sehingga aktivitas warga terhambat.
"Masih tergenang, dan ada sekitar 500 KK yang terdampak. Aktivitas warga terhambat," tandas dia. (sip/sip)