Kepala seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, Risang mengatakan,pihaknya telah menggelar sosialisasi ke desa-desa yang berdasarkan catatan tahun lalu menjadi daerah rawan kekeringan saat musim kemarau.
Dia menjelaskan pemerintah desa dianjurkan untuk menyiapkan anggaran khusus untuk dropping air ketika kekeringan melanda. Selain itu, pihak Pemerintah Kabupaten juga telah menyarankan pada desa segera membuat tandon air, menggunakan Dana Desa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia tak memungkiri, meskipun wilayah Kabupaten Rembang diprediksi akan terjadi musim kemarau lebih awal dan lebih lama durasinya dibanding wilayah lain di Jawa Tengah, namun pemkab masih memberikan perlakuan sama dengan kondisi musim kemarau tahun kemarin.
"Kalau kemarin kan juga parah. Bahkan ada Kecamatan yang sejak dahulu tidak pernah mengajukan bantuan air bersih, tapi kemarin sampai mengajukan permohonan bantuan air bersih. Relatif sama sih, berdoa saja kondisi tahun ini tak separah tahun kemarin," paparnya.
"Yang pasti kita sudah mengantisipasi itu, makanya kita sudah mengkomunikasikan kepada seluruh elemen masyarakat. Kita sudah menggalakkan semua komponen yang bisa kita libatkan. Tanggung jawab kebencanaan itu bukan hanya dari pemerintah, tapi juga dari masyarakat dan dunia usaha juga," lanjut Risang.
Berdasarkan data pada tahun 2018 kemarin, ada sebanyak 13 Kecamatan di Kabupaten Rembang yang mengalami musibah kekeringan. Hanya ada 1 Kecamatan yang luput dari kekeringan yakni kecamatan Sale. BPBD mencatat, total ada 1.600 tangki yang disalurkan untuk bantuan air bersih.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini