Widodo menceritakan, bahwa saat meterial longsor meluluhlantakan rumahnya kemarin Minggu (17/3/2019), ia sedang tidak berada di rumah. Hal itu karena Widodo tengah mengantar rombongan ibu-ibu PKK Desa Mangunan untuk berwisata ke Tawangmangu, Jawa Tengah sedari pagi.
"Pas kejadian (tanah longsor) posisi saya sedang nganter rombongan ibu-ibu PKK ke Tawangmangu, karena kerjaan saya supir travel. Jam 9 malam itu, pas perjalanan pulang kenek saya dapat kabar kalau di (Dusun) Kedung Buweng ada tanah longsor," ujarnya saat ditemui detikcom di dekat lokasi longsoran, Dusun Kedung Buweng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul, Selasa (19/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dapat info kalau rumah kena longsor saya langsung pulang, dan sekitar jam 10 malam itu saya lihat kok jalan ke rumah sudah tertutup tanah dan gelap. Terus saya langsung ambil senter dan mak deg (kaget) karena kondisi rumah saya tertutup tumpukan tanah," ucapnya.
"Padahal di dalam rumah saya ada anak saya (Rufi) dan tetangga RT yang saya mintai tolong untuk momong (Rufi) saat saya tinggal kerja," imbuh Widodo.
Widodo melanjutkan, ia sempat berusaha mencari anaknya diantara tumpukan tanah, namun tidak membuahkan hasil. Menyoal pengasuh yang bersama anaknya saat di rumah, Widodo mengaku bahwa ia telah berpisah dengan istrinya sejak beberapa tahun lalu.
Karena pencariannya tidak membuahkan hasil, Widodo langsung bertanya kepada para tetangga terkait kronologis rumahnya bisa tersapu material longsoran.
"Dari keterangan warha, sorenya pas hujan itu warga sudah keliling memeriksa sekitar lokasi karena air dari atas warnanya sudah merah. Malamnya ada yang dengar suara gemuruh lalu 5 menit kemudian terdengar suara duar dari sebelah barat (lokasi longsor) dan terjadi longsor," katanya.
Ia mengaku sebelumnya sudah mendapat firasat khusus, selain itu tingkah laku anaknya beberapa terakhir dinilainya berbeda.
"Saya ngobrol terakhir sama Rufi itu malamnya (Sabtu 16/3/2019), karena pagi-pagi saya sudah berangkat dan Rufi masih tidur. Memang ada firasat tertentu, karena hari Sabtu itu Rufi biasanya minta diajak ke tempat adiknya di (Kecamatan) Bantul, tapi kemarin tidak dan saya ajak juga nggak mau," ujarnya.
"Selain itu, sekitar dua bulan sebelum kejadian ini saya mimpi BAB (buang air besar), kalau mimpi itu kan tandanya mau kelangan (kehilangan) seseorang," sambung Widodo.
Widodo menambahkan, dua hari pasca kejadian yang menimpa anaknya ia berharap ada titik terang terkait kondisi anaknya saat ini. Selain itu, ia tidak menyalahkan siapapun terkait kejadian yang membuat anaknya hilang tertimbun longsoran tanah.
"Harapannya ada titik terang, tadi yang ketemu baru kulkas sama sprei saja. Kalau masalah mau tetap tinggal di situ (rumahnya yang terkena longsor) sepertinya saya akan tinggal dengan saudara saya dan tanah di situ ditanami tanaman yang bermanfaat saja mas," ucapnya.
"Yang jelas saya juga minta solusi dari pemerintah (Kabupaten Bantul) kalau lahannya dikosongkan saya gimana," pungkas Widodo.
Tonton video Makam Raja-raja di Imogiri Ikut Kena Dampak Longsor:
(bgk/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini