"Jadi kalau saya itu sebetulnya berharap untuk mengambil keputusan (yang) berlaku untuk semua, sebaiknya kita diskusikan matang dulu," jelas Baskara kepada wartawan di Kantor DPRD DIY Jalan Malioboro Kota Yogyakarta, Senin (18/3/2019).
"Karena kalau tiba-tiba, kemudian misalnya sekarang ini diambil keputusan tidak ada ujian nasional, maka kita harus punya pengganti dulu yang kira-kira sudah kita sepakati bersama," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Tolak ukur) daya serap anak di setiap sekolah itu kan satu-satunya baru ujian nasional yang kita pakai. Kalau kemudian kita menggantinya dengan tes minat bakat, itu tidak bisa membuat materi-materi yang sifatnya nasional kita ketahui daya serapnya," katanya.
Sementara penilaian peserta didik berdasarkan penelusuran minat dan bakat sendiri, kata Baskara, sudah lama diterapkan di DIY. Dia mencontohkan program Pembinaan Pusat Minat Bakat Istimewa (PPMBI) yang sudah dijalankan di berbagai sekolah.
"Olahraga kita kerjasama dengan FIK (Fakultas Ilmu Keguruan), seni budaya kita kerjasama dengan pihak-pihak lembaga seni budaya. Sains kita kerjasama dengan UGM dan seterusnya, ITB dan seterusnya," sebutnya.
"Jadi keputusan (untuk) menghentikan atau jalan terus (terkait kebijakan) ujian nasional bagi saya mari kita pikirkan dulu, kita diskusikan matang dulu penggantinya apa," pungkas dia.
Tonton juga video Sandiaga Bakal Hapus UN, Diganti Penelusuran Minat bakat:
(ush/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini