"Kalau ada sekolah yang memang kondisinya masih belum memungkinkan untuk dibersihkan (akibat banjir), dan itu dirasa membahayakan untuk siswa boleh anak-anak untuk sementara belajar di rumah," jelasnya saat dihubungi detikcom, Senin (18/3/2019).
"Kami juga mengimbau (SMA sederajat untuk) membatalkan atau menunda kegiatan siswa di luar sekolah seperti kemah dan sejenisnya," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian (SMA) yang memang sedang ada air masuk ke kelas atau di halaman bisa diselenggarakan gotong royong siswa dengan guru-guru. Kalau perlu dibantu dengan orangtua untuk bersih-bersih, supaya nanti bisa segera dipakai," jelasnya.
Baskara mengatakan, kini pihaknya masih mendata SMA sederajat di DIY yang terdampak banjir. Untuk itu, pihaknya sudah memerintahkan kepala balai di kabupaten/kota setempat untuk mengecek kondisi terkini SMA-SMA di DIY.
"Saya baru mencari informasi (jumlah SMA di DIY yang terdampak banjir). Tapi sementara yang saya dapat informasinya baru Bantul. Ya kalau Gunungkidul itu malah yang hujan kemarin, tapi air masuk di kelasnya cuma sebentar setelah itu surut," katanya.
"Terakhir imbauan saya ini (ditujukan) kepada kepala sekolah SMA, SMK, dan SLB. Karena nanti yang SMP dan SD itu (kebijakan atau imbauan) dikeluarkan oleh Kepala Dinas (Pendidikan) Kabupaten/Kota," pungkas dia. (ush/sip)