Dalam survei tersebut, juga disebutkan bahwa gabungan elektabilitas partai-partai pengusung kandidat 01 adalah 67,4 persen. Sedangkan elektabilitas Prabowo-Sandi adalah 25,8 persen. Sementara gabungan elektabilitas partai pengusungnya adalah 32 persen yang artinya ada kesenjangan sebesar 6,2 persen.
"Pak Jokowi 40 persen, bacanya 60 persen rakyat tidak mau lagi dengan Pak Jokowi," kata Direktur Materi Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said, di Posko Pemenangan di Semarang, Kamis (14/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Duduk di pemerintahan lima tahun habiskan anggaran Rp 10 ribu triliun, dibekali aparat sekian ratus ribu. Duduk lima tahun yang semula 53 persen sekarang tinggal 40 persen, harusnya naik tapi malah turun," jelasnya.
Dengan melihat hasil survei tersebut, lanjut Sudirman, kini waktunya oposisi untuk menarik 60 persen sisa suara agar memilih Prabowo-Sandi.
"Tugasnya penantang yakinkan rakyat yang 60 persen ikut kita. Mudah-mudahan terjadi di 17 April," ujarnya.
Untuk diketahui, survei yang dilakukan PolMark Indonesia bekerjasama dengan DPP Partai Amanat Nasional digelar di 73 Dapil dari 80 dapil seluruh Indonesia untuk tingkat pemilihan DPR RI. Survei ini dilakukan dari bulan Oktober 2018-Februari 2019 dengan jumlah responden 440 di masing-masing 72 dapil dengan margin of error plus-minus 4,8 persen dan 880 responden di 1 dapil dengan margin of error plus-minus 3,4 persen.
Pengambilan sampel survei ini dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling dengan selang kepercayaan 95 persen.
Waspada! Begini Cara Deteksi Lembaga Survei Abal-Abal, Simak Videonya:
(alg/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini