Deklarasi diikuti oleh sekitar 20 pengusaha pendukung calon presiden Joko Widodo maupun Prabowo Subianto. Mereka masing-masing mengenakan kaus berlogo 01 ataupun 02.
Acara juga menghadirkan Ketua KPU Surakarta Nurul Sutarti, Ketua Bawaslu Surakarta Budi Wahyono dan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Surakarta, Abdullah Soewono. Acara berlangsung cukup cair.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka kemudian membacakan ikrar pemilu damai. Isinya antara lain agar tetap melakukan kampanye secara santun dan menerima hasil akhir, siapapun pemenangnya.
Perwakilan pengusaha pendukung 01, Jimmy Soegiarto, mengatakan kondisi yang tidak kondusif justru masyarakat sendiri yang akan dirugikan. Terutama bagi pengusaha, kondisi yang dibutuhkan agar usaha mereka tetap langgeng ialah aman dan damai.
"Saya pikir semua pengusaha setuju, bagaimana bisa kita usaha kalau kondisinya tidak nyaman. Pemilu ini lima tahunan, jadi apakah kita harus terpecah untuk hal yang sementara," kata Jimmy.
Baca juga: Mendagri: Wilayah Rawan Pemilu di Papua |
Sementara perwakilan pengusaha pendukung 02, Respati Ardi, melihat banyaknya masyarakat yang saling menjelekkan orang yang berbeda pandangan politik. Bahkan dia melihat adanya gerakan memboikot usaha lawan.
"Kita ini pengusaha, menciptakan lapangan pekerjaan, jadi harus hati-hati. Maka kami mengajak agar tidak lagi perlu saling menjelekkan, merendahkan," katanya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan papan yang bertuliskan ikrar damai. Mereka kemudian menyanyikan lagu Indonesia Pusaka sebagai penutup. (bai/skm)