"Jogja dan Solo jadi satu dimensi yang memiliki potensi konflik komunal di situ," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (1/3/2019).
Dedi menuturkan sebelumnya juga sudah beberapa kali terjadi konflik antarpendukung peserta pemilu di Jogja dan Solo. Penyebabnya adalah politik identitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatasi konflik tersebut, Dedi mengatakan pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah pencegahan. Selain itu, kepolisian juga akan melakukan penindakan tegas terhadap individu-individu yang provokatif atau terlibat konflik.
"Penegakan hukum juga dilakukan bila peristiwa tersebut terjadi dan ada tersangkanya," tutur Dedi.
Tercatat beberapa bentrokan terkait kampanye politik terjadi di Jogja. Kemarin lusa, kegiatan kampanye capres nomor urut 02, Prabowo Subianto di Yogyakarta diwarnai kericuhan di luar gedung. Diduga ada penyusup yang memprovokasi massa pro Prabowo di kawasan Jalan Magelang Km 4,5, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (27/2).
Tak hanya itu, pada bulan Januari, tepatnya pada Minggu (28/1), juga terjadi kericuhan usai acara 'Deklarasi Jogja Dukung Jokowi'. Polisi menerima laporan peristiwa itu melibatkan kelompok peserta 'Deklarasi Jogja Dukung Jokowi' dengan kelompok lain. (aud/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini