"Sekarang kita merasakan betul. Kalau istilahnya Pak Amin Abdullah (Guru Besar UIN Sunan Kalijaga) ini terjadi disrupsi yang luar biasa tidak hanya pada teknologi tapi yang harus betul-betul kita waspadai adalah justru terjadi pada agama," jelasnya.
"Disrupsi agama itu sungguh amat sangat mengerikan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Lukman, fenomena disrupsi agama terjadi karena kini orang dalam beragama mulai meninggalkan rasa. Akhirnya cara beragamanya menjadi kaku dan mudah menyalahkan pihak yang berbeda pandangan.
"Jadi beragama menjadi begitu formalistik, beragama menjadi begitu kaku, bahkan lalu kemudian berujung beragama justru membuat hubungan kemanusiaan kita menjadi tersekat-sekat," ungkapnya.
Lukman menegaskan fenomena disrupsi agama sangat berbahaya dan mengerikan. Ajaran agama yang hakikatnya memanusiakan manusia bisa berubah total, dan dijadikan alat untuk merendahkan sesama.
"Atas nama agama bisa melontarkan tidak hanya ucapan-ucapan yang memang sungguh bertolak belakang dengan ajaran agama. Tapi juga tindakan kekerasan-kekerasan yang luar biasa, dan itu dilakukan atas nama agama," sebutnya.
Untuk membendung fenomena disrupsi agama, tutur Lukman, pihaknya berharap peran lebih dari perguruan tinggi Islam. Dia meminta perguruan tinggi Islam berperan aktif membendung fenomena disrupsi agama.
"Maka, sekali lagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), UIN, IAIN, STAIN, saya berharap betul bisa lebih proaktif untuk merespon kenyataan seperti ini. Islam yang tidak hanya disampaikan dengan ilmu," jabarnya.
Simak Juga 'Tokoh Lintas Agama Deklarasi Pemilu Damai Tanpa Hoax':
(ush/sip)