"8 Juli (2018) tepatnya kita sudah menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Nah, sekarang kita memulai kampanye tetapi untuk hal yang berbeda, adalah untuk Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang pemilihannya pada bulan November tahun ini," kata Retno usai menerima anugerah Herman Johannes Award di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat (22/2/2019).
Untuk merealisasikannya, kata Retno, Indonesia akan mencoba melobi anggota PBB lainnya di sela sidang Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada tanggal 25-28 Februari besok. Dalam pertemuan itu Kemenlu RI akan mencoba meyakinkan anggota PBB lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk meyakinkan para anggota, lanjutnya, Kemenlu RI akan menampilkan rekam jejak Indonesia di pentas global yang selalu mengkampanyekan perdamaian, menjunjung tinggi demokrasi, dan aktif mengkampanyekan penegakan hak asasi manusia.
"Nah, untuk Dewan HAM kita juga menjual rekam jejak kita. Misalnya bagaimana Indonesia mengembangkan demokrasi, karena demokrasi merupakan salah satu hak. Dan bagaimana Indonesia melakukan pemberdayaan perempuan," tutupnya.
Ditanyakan soal MIKTA, ia menjelaskan posisi Indonesia di forum konsultasi Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia (MIKTA), Indonesia belum lama ini telah menyerahkan jabatan ketua ke Meksiko.
"Jadi gini, kita itu sudah (lama) menjadi ketua (MIKTA). Sudah waktunya memang kita harus menyerahkan keketuaan MIKTA itu dari Indonesia ke Meksiko," ungkap Retno.
Retno menjelaskan, prosesi serah terima jabatan ketua ke Meksiko dilakukan di Kota Yogyakarta, Kamis (7/2) lalu. Dalam pertemuan 14th MIKTA foreign ministers' meeting tersebut kelima anggota MIKTA bersepakat menjadikan Meksiko sebagai ketua.
Retno menjelaskan, MIKTA merupakan forum lima negara. Forum ini kerap mengadakan pertemuan di sela agenda G-20. Selain itu, lanjut Retno, anggota MIKTA juga kerap mengadakan pertemuan internal di sela Sidang Umum PBB di New York.
"Pertemuan reguler MIKTA itu biasanya dilakukan di dua tempat. Pertama, pada saat kita melakukan pertemanan sidang umum PBB, September itu biasanya kita melakukan pertemuan di New York, kemudian yang kedua di sela-sela pertemuan G-20," jelasnya.
"Nah, selain di dua tempat itu maka biasanya untuk pertemuan yang lain bisa saja dilakukan di tempat di mana negara tersebut menjadi ketua. Nah, itu yang kita lakukan kemarin pada saat kita melakukan serah terima (jabatan ketua) dengan Meksiko," tutupnya.
Simak Juga 'Calonkan Diri Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Menlu RI Bawa Misi Apa?':
(ush/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini